Menteri Sandiaga Sampaikan Kunci Sukses Pariwisata Bukan Cuma Hotel Bintang Lima
Menparekraf berharap ke depan agar Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) dapat menjadi tempat menimba pendidikan
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci sukses dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kunci suksesnya ada di SDM, bukan cuma hotel bintang lima ataupun gedung convention mewah nan megah," kata Sandiaga dalam launching Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata Dan Studium Generale 2021, Senin (1/2/2021).
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki fasilitas tersebut tetapi masih minim SDM berkualitas dalam jumlah besar.
Baca juga: Pemulihan Sektor Pariwisata, Grab dan Kemenparekraf Perkuat Kolaborasi Jangka Panjang
"Indonesia punya destinasi berkelas dunia, oleh karena itu SDM-nya juga harus standar internasional," tuturnya.
Menparekraf berharap ke depan agar Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) dapat menjadi tempat menimba pendidikan bagi masyakarat dunia.
Sekolah kepariwisataan Indonesia di Bandung, Bali, Medan, Lombok, dan Makassar mestinya bisa menjadi tempat belajar unggulan bukan hanya melahirkan talenta nasional tetapi juga internasional.
Baca juga: Suguhan Kopi Temani Sandiaga dan Ridwan Kamil Bahas Pengembangan Pariwisata di Jawa Barat
"Ibaratnya kalau dulu kita mengirim mahasiswa ke Swiss untuk belajar perhotelan. Tahun-tahun mendatang, Indonesia akan menjadi pusat terbaik bidang pariwisata dan ekonomi kreatif," urainya.
Dalam catatannya, minat anak muda Indonesia untuk belajar pariwisata melalui jalur seleksi bersama makin meningkat.
Baca juga: Wapres Minta Sandiaga Libatkan Pesantren dalam Bangun Pariwisata
Tahun 2019 peminatnya sebanyak 10.119 orang, meningkat 11.794 di tahun 2020.
"Aspek penting lainnya yang harus dipersiapkan adalah bahasa. Bukan hanya memahami bahasa Inggris, tapi juga Mandarin, Rusia, Arab, Korea, Jepang, dan lainnya," tutupnya.