Arcandra Tahar: Permintaan Migas Akan Tetap Tinggi Hingga 2045
Arcandra Tahar mengatakan kebutuhan minyak dan gas akan tetap tinggi bahkan tumbuh hingga 25 tahun mendatang meski mobil listrik mulai digandrungi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan kebutuhan minyak dan gas akan tetap tinggi bahkan tumbuh hingga 25 tahun mendatang meski mobil listrik mulai digandrungi.
“Benar ke depannya harus ke mobil listrik tapi ingat oil demand menurut OPEC tahun 2020 total demand sebesar 90 ,7 juta barel per day. Di tahun 2045 atau dalam 25 tahun yang akan datang demand oil akan tetap naik, naiknya sekitar 19 juta barel per day. Sekitar 20 juta lah,” ujarnya dalam FGD virtual ‘Penguasaan dan Pengembangan Teknologi Sektor Energi,’ Jumat (18/2/2021).
Mengutip data OPEC, ia menyebut hingga 2045 hanya 6 juta barel per hari minyak yang akan tergantikan dengan hadirnya kendaraan listrik.
Baca juga: Ekspor Non Migas Kerek Neraca Perdagangan Januari
“Hingga 25 tahun mendatang, pada 2045 itu kita lihat bahwa ternyata hanya 6 juta minyak yang baru akan tergantikan oleh kendaraan listrik,” jelasnya.
Artinya permintaan minyak masih tinggi hingga pada 2045 mendatang, ketika pertumbuhan minyak sekitar 19 juta barel per hari dan kendaraan listik hanya mampu menggantikan 6 juta barel per hari.
“Berarti sampai tahun 2045, tumbuhnya sekitar 14 atau 13 juta barel per day. Ini adalah data dari OPEC,” ucapnya.
“Inilah kenyataannya bahwa kita akan masih hidup dengan industri oil hingga 25 tahun yang akan datang. Kendaraan listrik akan menggantikan fossil fuel, tetapi belum signifikan sampai 20 sampai 25 tahun yang akan datang,” jelasnya.
Baca juga: Sektor Hulu Migas kejar Target Produksi 1 Juta Barel Per Hari
Untuk itu kata dia, Indonesia harus memiliki strategi nasional untuk ketahanan energi.
Sebab selama ini Indonsia masih bergantung pada impor minyak dan gas, yang jumlahnya sekitar 600 ribu per hari.
Adapun kebutuhan minyak dan gas di Indonesia mencapai 1,3 sampai 1,4 juta per hari.
Sementara produksi dalam negeri haya sekitar800 ribu barel per hari. “Jadi kita masih mengimpor sekitar 600 ribu barel per day.”
Baca juga: Moto Energy Dukung BPH Migas Wujudkan Program BBM Satu Harga
Menurut dia, Indonesia harus mulai mengurani impor dengan mendorong produksi dalam negeri.
Apalagi Indonesia masih punya cadangan dan potensi untuk dikembangkan.
Karena itu, dia yakin Indonesia tidak akan ketinggalan dalam hal ini untuk 25 tahun mendatang.