Pemerintah Kaji Pembangunan Bendungan untuk Topang Proyek Food Estate di NTT
"Saya sudah perintahkan Pak Menteri PU tadi untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan," kata Jokowi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan proyek lahan pangan berskala luas atau food estate di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, (23/2/2021).
Presiden mengatakan, kendala dalam pembangunan lumbung pangan di NTT yakni masalah ketersediaan air.
"Problemnya adalah memang masih, di seluruh NTT sama , yaitu masalah air. Memang kuncinya ada di air," kata Presiden.
Baca juga: Pagi Ini Presiden Tinjau Food Estate dan Resmikan Bendungan Napun Gete di NTT
Dia mengatakan, pemerintah pernah membangun sumur bor pada 2015 dan 2018 lalu.
Untuk memenuhi ketersediaan air, pemerintah membangun embung namun belum cukup untuk proyek food estate.
Baca juga: Komisi IV DPR Akan Kroscek ke Lapangan Dugaan Gagalnya Food Estate Bawang di Sumut
"Beberapa embung di sini embung besar juga sudah dibangun, tapi masih jauh dari cukup, masih kurang," katanya.
Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu kata Presiden telah meminta tambahan sumur bor serta embung, sementara itu Gubernur NTT Viktor Laiskodat meminta dibangun bendungan atau waduk di NTT.
"Saya sudah perintahkan Pak Menteri PU tadi untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan kemudian tambahan untuk embung, dan juga sumur bor," kata Presiden.
Selain itu kata Presiden, ia sudah memerintahkan Menteri Pertanian agar membantu kekurangan Alsintan (alat mesin pertanian) untuk proyek lumbung pangan di NTT.
"Diikuti dengan nanti Kementerian Pertanian untuk membantu kekurangan-kekurangan alsintan, traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali," pungkasnya,
Presiden mengatakan lahan yang disiapkan saat ini untuk pembangunan lumbung pangan di Sumba Tengah yakni 5 ribu hektar.
"Di mana yang 3000 hektar ditanam padi, kemudian yang 2000 hektar di tanam jagung," kata Presiden.
Meskipun demikian kata Presiden, lumbung pangan tersebut nantinya akan diperluas menjadi dua kali lipat atau 10 ribu hektar dengan 5600 hektar diantaranya diperuntukan tanaman padi. Sementara 4.400 hektar untuk jagung.
Sebelumnya Presiden menggagas proyek lumbung pangan di periode ke dua pemerintahannya. Jokowi mengatakan proyek lumbung pangan berskala luas tersebut bertujuan untuk memperkuat cadangan pangan nasional.
Presiden mengatakan lumbung pangan penting untuk menjaga ketahanan pangan dan rantai pasokan pangan mulai dari produksi hingga distribusi ke seluruh wilayah di Indonesia.
Sebelum NTT, Pemerintah telah membangun food estate di Kalimantan Tengah yakni di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, serta di Sumatera Utara yakni di Kabupaten Humbang Hasundutan. Presiden berencana memperluas Food Estate ke wilayah lain yakni Papua dan Sumatera Selatan.