TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat ke Rp 14.110 per dolar, Selasa(23/2/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah naik 0,05% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Selain Rupiah, pada pukul 09.10 WIB mayoritas mata uang di kawasan juga mengalami kenaikan terhadap dolar AS, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.

Rupee India sebesar 0,21%, China Yuan sebesar 0,10%, dan ringgit Malaysia sebesar 0,12%.

Baca juga: Aktivitas Investasi dan Bisnis Diyakini Bakal Kembali Bergeliat

Baca juga: Strategi Bisnis Panca Mitra Multiperdana 2021, Bangun Pabrik Baru hingga Tembus Pasar Eropa

Sebelumnya, ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengamati kasus Covid-19 di China dan beberapa negara eropa menurun.

Namun, hal ini membuat aliran dana asing ter-diversifikasi masuk ke negara yang lebih dulu membaik ekonominya dan tidak hanya masuk ke emerging market.

Dia menilai, rupiah masih mendapat dukungan dari data ekonomi dalam negeri yang positif.

BI mencatat, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang 2020 sebesar US$ 4,7 miliar, membaik dari 2019 yang defisit US$ 30,4 miliar.

Reny memproyeksikan rupiah cenderung stabil di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.120 per dolar AS hari ini.

"Pelemahan rupiah saat ini masih wajar pasca menguat di awal tahun," kata Reny.

Adapun, di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.140 per dolar AS.

Kurs jual berarti pihak bank menjual dolar AS pada posisi ini.

Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14.110 per dolar AS.

Kurs beli ini berarti bila Anda ingin menjual dolar AS maka pihak bank akan membelinya pada posisi ini.