Ini Strategi Grab Bertahan dan Tetap Relevan di Tengah Pandemi
Bagi Grab, keputusan melakukan diversifikasi bisnis sejak awal telah membantu perusahaan ini dapat mengatasi krisis dan bangkit dengan lebih kuat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Kemampuan UMKM untuk bertahan sangat penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia karena perannya yang penting sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB).
Sepanjang 2019, menurut data yang dikutip oleh Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO), UMKM menyumbang 60,34% dari PDB dan 14% terhadap total ekspor nasional. Data lain juga menunjukkan bahwa UMKM menyerap 97% tenaga kerja.
Sektor pengantaran barang yang kini menjadi fokus Grab, bukan hanya pengiriman barang dan pemesanan makanan dari warung atau restoran, tetapi sudah berkembang dengan melayani pasar tradisional atau yang sering disebut “pasar basah” dan juga para social seller.
“Kami melihat ada masalah di sektor pasar basah. Saat pembatasan sosial diberlakukan, masyarakat tidak lagi datang ke pasar basah.
Kami pun berpikir, bagaimana mereka bisa bertahan menjalankan bisnis mereka? Itulah mengapa kami mengembangkan layanan GrabMart dan GrabAssistant, yang dirancang juga untuk menjangkau pasar tradisional. Ada puluhan ribu pedagang pasar basah yang bisa terus menjual dagangannya berkat dua layanan ini, ” kata Neneng.
Di bulan April 2020, Grab bekerja sama dengan PD Pasar Jaya untuk melayani 88 pasar tradisional di wilayah DKI Jakarta. Mulai Oktober 2020, layanan GrabAssistant tersedia di ratusan kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Melalui layanan tersebut, mitra pengemudi Grab dapat menjangkau sebanyak 7.000 pasar tradisional melalui sistem pemetaan Grab, memungkinkan pelanggan untuk membeli barang sehari-hari dari penjual pasar tradisional di sana yang dipesan oleh para pelanggan Grab.
Grab juga telah meluncurkan layanan belanja kebutuhan harian GrabMart sejak Juli 2020.
GrabMart telah menjadi platform yang digunakan oleh ribuan merchant mulai dari supermarket besar, apotek, hingga toko-toko kelontong.
Grab terus meningkatkan layanan tersebut dan mengumpulkan masukan dari para pedagang untuk memberikan layanan yang dapat diandalkan, karena semakin banyak pelanggan yang memilih untuk berbelanja bahan makanan tanpa kontak fisik.
Bukan Hanya Perusahaan Ride Hailing Lagi
Sektor lain yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah layanan keuangan digital.
Menurut Neneng, fokus Grab Indonesia adalah menyediakan layanan keuangan digital untuk menjembatani kesenjangan inklusi keuangan pada masyarakat Indonesia.
“Melalui bank digital atau tidak, misi kami tetap sama, yakni memberikan akses yang setara pada produk dan layanan perbankan. Kami memiliki mitra GrabKios di ratusan kota yang melayani masyarakat Indonesia, yang masih belum atau baru sedikit tersentuh layanan perbankan,” jelas Neneng.
GrabKios adalah aplikasi digital dari Grab yang memungkinkan semua orang dari individu, warung atau pengusaha kecil, untuk menawarkan layanan digital dan keuangan seperti pulsa, pengiriman uang, pembayaran tagihan dan BPJS dan masih banyak lagi kepada jutaan orang yang tidak memiliki rekening dan juga akses pada layanan perbankan di Indonesia.