Efek Pandemi, Premi Asuransi Jiwa Menurun 6,1 persen di 2020
Menurut Fauzi, hampir semua industri mengalami penurunan akibat pandemi, termasuk industri asuransi jiwa.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, kinerja premi industri asuransi jiwa di 2020 terpengaruh pandemi Covid-19.
Ketua Bidang Aktuaria Manajemen Risiko AAJI, Fauzi Arfan mencatat, nilai premi pada 2020 menurun 6,1 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya, atau dari Rp199,87 triliun di 2019 menjadi Rp187,59 triliun.
Menurut Fauzi, hampir semua industri mengalami penurunan akibat pandemi, termasuk industri asuransi jiwa.
Tetapi dirinya menjelaskan, penurunan premi yang dialami industri asuransi jiwa masih lebih baik daripada penurunan bisnis di industri lain.
"Pertumbuhan per tahun dari total pendapatan premi mengalami perlambatan sebesar 6,1 persen, sebagai dampak pandemi Covid-19," jelas Fauzi dalam paparannya secara virtual, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: Industri Asuransi Bayar Klaim Pasien Covid-19 Rp 661 Miliar
"Jika dibandingkan industri lain, kan terpukul lebih dari dobel digit. Kalau kita alhamdullilah hanya sedikit," lanjutnya.
Namun, jika dilihat per kuartal, premi asuransi jiwa mampu mengalami pertumbuhan sekitar 19,37 persen. Dari Rp44,90 triliun di kuartal III 2020 menjadi Rp53,60 triliun di kuartal IV 2020.
Baca juga: Prudential Kenalkan Santunan Rawat Inap Pascavaksinasi Bebas Biaya
"Kalau dilihat secara kuartal ke kuartal, pada kuartal keempat 2020 ada improvement yang baik buat industri asuransi jiwa," ujar Fauzi.
Sebagai informasi, adanya penurunan nilai premi juga sejalan dengan penuruan hasil investasi industri asuransi jiwa secara tahunan.
Dimana hasil investasi industri asuransi jiwa, mengalami perlambatan sebesar 23,7 persen dari Rp23,53 triliun di 2019 menjadi Rp17,95 triliun di 2020.
Meskipun demikian, jika dilihat per kuartal dan seiring dengan membaiknya kondisi pasar modal, hasil investasi asuransi kembali membaik yakni tumbuh 772,73 Rp4,07 triliun di kuartal III 2020, menjadi Rp35,52 triliun di kuartal IV 2020.