Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Beda dengan RI, Perbankan di Australia Bisa Refinancing Hingga 80 Persen dari Harga Properti

Sistem perbankan di Australia memungkinkan para nasabahnya untuk melakukan refinancing atas KPA unit pertamanya meskipun cicilan belum selesai

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Beda dengan RI, Perbankan di Australia Bisa Refinancing Hingga 80 Persen dari Harga Properti
dok. Crown Group
Manajer Penjualan Crown Group Indonesia, Reiza Arief 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Regulasi perbankan di Australia memberi kelonggaran kepada masyarakat yang hendak memiliki unit properti baru melalui fasilitas pembiayaan perbankan.

Crown Group Indonesia menjelaskan, siapa saja yang ingin memiliki properti kedua di Australia bisa mengajukan refinancing dari kredit kepemilikan apartemen pertamanya.

Manajer Penjualan Crown Group Indonesia Reiza Arief, Selasa (16/3/2021) menjelaskan, perbedaan sistem perbankan antara Australia dan Indonesia untuk menjawab beberapa pertanyaan yang muncul perihal kepemilikan unit kedua bagi pembeli asing.

“Memang sistem perbankan di Australia memungkinkan para nasabahnya untuk melakukan refinancing atas KPA unit pertamanya meskipun cicilan belum selesai,” ujarnya.

“Biasanya ini dilakukan konsumen Ketika KPA mereka sudah berjalan 5 tahun dengan asumsi sudah terjadi kenaikan nilai unit pertama hingga 50 persen,” jelas Reiza.

Selain itu, perbankan di Australia juga bisa memberikan pinjaman KPA kedua kepada konsumen hingga 80% dari harga unit yang ditawarkan.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Sayana Integra Properti Akan Lakukan Tutup Atap Tower Cattleya

Berita Rekomendasi

Sally Tindal, Direktur Riset RateCity.com mengatakan, industri perbankan besar bersaing untuk mendapatkan komitmen dari pembeli yang ingin memasuki pasar properti yang sedang panas-panasnya.

"Sementara kita mendekati akhir dari siklus suku bunga, selama suku bunga tetap di atas nol, kemungkinan akan ada lebih banyak pemotongan dalam minggu-minggu mendatang karena bank bersaing untuk tingkat rekor pinjaman baru yang akan segera masuk," ujarnya.

Empat Bank besar dan terbesar kedua di Australia telah memangkas 0,20 persen suku bunga pinjaman kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap untuk dua dan tiga tahun bagi para pemilik rumah baru dan suku bunga tetap untuk investor untuk periode dua tahun.

Bank pertama dan tertua di Australia, Westpac telah mengeluarkan suku bunga terbaru dengan suku bunga tetap selama dua tahun untuk pinjaman rumah bagi owners occupiers sebesar 1,79 dan 1,88 persen untuk suku bunga tetap selama tiga tahun.

Baca juga: Pandemi Belum Kunjung Usai, Synthesis Development Evaluasi Sejumlah Proyek Properti

Sedangkan rata-rata tingkat kekosongan unit di Australia adalah 1,9 persen. Artinya sangat sedikit unit apartemen yang tidak disewa/ditempati, meski terjadi lonjakan untuk Sydney dan Melbourne akibat pandemi Covid-19 dan diperkirakan akan kembali ke tingkat normal. ketika perbatasan internasional telah dibuka kembali.

"Rata-rata tingkat kekosongan unit apartemen di Australia adalah sebesar 1.9% yang artinya sangat sedikit apartemen yang kosong tidak terisi,” jelas Reiza.

Reiza Arief yang juga alumnus Monash University di Melbourne menjelaskan perbankan di Australia bisa memberikan pinjaman kedua mengingat nasabah akan membayar cicilan KPA dari pendapatan sewa.

“Kondisi ini memang agak berbeda dengan Indonesia dimana rata-rata tingkat kekosongan unit apartemen mencapai 40 - 50 persen. Sementara bunga KPA terutama untuk refinancing lebih tinggi di kisaran 5 persen fixed rate hingga 10 persen float rate,” bebernya.

“Di kondisi pasar saat ini, akan sangat membantu apabila perbankan Indonesia mengikuti langkah perbankan Australia yang menurunkan suku bunga hingga dua kali pada tahun 2020 kemarin untuk memberikan stimulus pada pasar properti," imbuhnya.

Baca juga: AS, India, Australia, Jepang Sepakat Kirim Satu Miliar Vaksin ke Seluruh Asia pada Akhir 2022

Dijelaskan, Pemerintah Australia menjaga ketat pasokan dan kebutuhan akan properti melalui beberapa mekanisme regulasi seperti izin membangun yang ketat, pembatasan zona pembangunan dan regulasi perbankan

Pengembang juga harus memiliki pondasi keuangan internal yang sehat karena pihak perbankan hanya akan memberikan pinjaman untuk pembangunan proyek hunian sebesar 50 persen dari nilai proyek.

Valuasi nilai apartemen ditentukan oleh perbankan di Australia, sehingga jarang ada apartemen yang dijual secara over priced. “Kami selaku pengembang tidak bisa seenaknyamemberikan harga untuk konsumen,” kata dia.

Hampir 90 persen warga Australia membeli unit apartemen dengan menggunakan kredit perbankan.

“Inilah salah satu sebab mengapa banyak pembeli asing menjadikan Australia sebagai tujuan utama untuk investasi properti,” ungkapnya.

Status kepemilikan properti di Australia bersifat free hold atau SHM atas unit apartemen yang diberikan oleh Pemerintah Australia kepada setiap pemilik unit apartemen meskipun mereka adalah orang asing dengan cara pembayaran yang sangat ringan jika dibandingkan di Indonesia.

Calon pembeli hanya diwajibkan membayar 10% dari nilai properti yang diinginkan.

“Karena kami dilarang keras untuk menerima uang konsumen apabila proyek hunian belum selesai dibangun,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas