Kemenhub Ajak Jepang Bahas Lagi Kelanjutan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Pemerintah sedang melakukan pembicaraan dengan Jepang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
![Kemenhub Ajak Jepang Bahas Lagi Kelanjutan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tiang-pancang-kereta-cepat-jakarta-bandung-di-tol-padaleunyi_20210315_224650.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Jepang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Menurutnya, saat ini pembahasan telah dilakukan intensif dengan Jepang untuk membangun proyek kereta semi cepat dengan waktu tempuh kurang dari enam jam.
Dengan adanya kereta cepat Jakarta-Surabaya ini, lanjut Budi, tentunya perjalanan akan lebih efisien. Sebelumnya Jakarta-Surabaya menggunakan kereta biasa, butuh waktu 9-10 jam dan dengan kereta cepat ini hanya perlu enam jam.
Budi Karya juga menjelaskan, bahwa transportasi perkeretaapian dapat menjadi moda transportasi masa depan. Maka dari itu infrastruktur harus terus dibangun untuk menunjang mobilitas masyarakat menggunakan transportasi publik.
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Material Rel Berkecepatan Tinggi Diimpor Langsung dari China
"Dengan adanya kereta cepat ini, tentunya diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya nantinya dan waktunya juga jadi efisien sekali," kata Budi di Jakarta, Sabtu (20/3/2021).
Baca juga: Kereta Api Shinkansen Jepang Dihiasi Tulisan Ajakan Bangkit dari Bencana Alam dan Pandemi Covid-19
Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus meningkatkan infrastruktur perkeretaapian dengan membangun jalur kereta double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang terbagi menjadi tiga paket.
Menurut Budi Karya, saat ini pengerjaan proyek tersebut terdiri dari jalur Manggarai-Jatinegara Jatinegara-Bekasi dan Bekasi Cikarang.
"Proyek DDT Manggarai-Cikarang ini menelan biaya Rp 5 triliun, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," ucap Budi Karya.
Budi Karya juga menjelaskan, bahwa yang dimaksud DDT ini adalah jalur dengan dua lintasan atau empat rel yang memisahkan jalur operasi Kereta Rel Listrik (KRL) dengan jalur kereta api jarak jauh.
"Artinya ada jalur yang buat luar kota dan dalam kota. Jadi pergerakan-pergerakan itu akan dipisahkan dengan sendiri," ucap Budi.
Dengan adanya jalur DDT ini, lanjut Budi, tentunya dapat meningkatkan kenyamanan, lebih aman dan juga cepat dari sebelumnya karena tidak perlu menunggu KRL ataupun kereta jarak jauh berganti jalur.
"Melalui DDT ini maka KRL ataupun kereta api jarak jauh, memiliki kebebasan untuk bersilangan maka kecepatan kereta api juga bisa ditingkatkan," ucap Budi.
Ia menambahkan, saat ini proyek DDT yang rampung 100 persen adalah rute Manggarai sampai Jatinegara dan dari Jatinegara-Bekasi.
"Secara keseluruhan, pembangunan proyek DDT Manggarai-Cikarang sudah mencapai 98 persen dan jalur ini sudah berfungsi sampai dengan Bekasi," kata Budi Karya.