Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Managing Director of Development Policy and Partnerships Bank Dunia Mari Elka Pangestu menekankan, ekonomi biru yang berbasis kelautan berkelanjutan penting bagi Indonesia.

Menurutnya, ekonomi biru bisa membawa dampak kesejahteraan masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir.

"Ekonomi biru akan membantu negara-negara termasuk Indonesia untuk mencapai sejumlah manfaat. Seperti laut yang sehat, kehidupan pesisir yang tangguh, dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mari Elka dalam webinar Laut untuk Kesejahteraan, Kamis (25/3/2021).

Mantan Menteri Perdagangan era SBY ini menuturkan laut Indonesia memiliki nilai yang sangat besar yakni 27 miliar dolar AS dan dapat menghidupi tujuh juta tenaga kerja.

Baca juga: Tahun Ini Kementerian Keuangan Tutup Defisit APBN Lewat Utang, Nilainya Rp 6.361 Triliun

Namun demikian, ada tantangan bagi ekosistem laut dan pesisir apabila tidak dikelola secara berkelanjutan. Bahkan dampak terburuknya bisa mengurangi potensi ekonomi laut Indonesia.

Baca juga: Besar Pasak daripada Tiang, INDEF Sebut Utang BUMN Jauh Lebih Besar dari Labanya

Mari Elka menyampaikan seperti sampah laut yang bisa menimbulkan kerugian bagi perekonomian Indonesia senilai lebih dari 450 juta dolar AS setiap tahunnya.

"Saya berharap Indonesia akan bertransformasi ke ekonomi biru dan mendapatkan manfaat dari ekonomi biru ini," tukas dia.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menambahkan di tingkat global, reformasi mendorong ekonomi laut yang berkelanjutan terbukti dapat mengembangkan potensi sekaligus mengatasi perubahan iklim.

Selain itu juga bisa memenuhi kebutuhan bagi ketahanan pangan dan keanekaragaman hayati.

"Di masa pasca pandemi Covid-19, kegiatan restorasi dan konservasi ekosistem pesisir dan laut dapat membantu menyediakan pekerjaan jangka pendek sembari memperkuat ketahanan dalam jangka panjang," katanya.