Sejak Februari 2020 Sedikitnya 12000 Perusahaan Jepang Bangkrut
Total perusahaan yang bangkrut akibat dampak virus corona baru mencapai sedikitnya 1.200 sejak Februari tahun lalu.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Total perusahaan yang bangkrut akibat dampak virus corona baru mencapai sedikitnya 1.200 sejak Februari tahun lalu.
Perusahaan riset Teikoku Databank menunjukkan, "Meskipun keadaan darurat telah dicabut, permintaan untuk mempersingkat jam kerja ke restoran dan fasilitas lainnya terus berlanjut, dan perlu berhati-hati jika hal itu akan menyebabkan peningkatan kebangkrutan," papar sumber di Teikoku Databank Kamis (25/3/2021).
Menurut biro kredit Teikoku Databank, perusahaan yang bangkrut akibat dampak virus corona baru dan perusahaan yang menghentikan bisnisnya dan mulai mempersiapkan restrukturisasi hukum, termasuk pemilik tunggal.
Total kumulatif sejak Februari tahun lalu telah mencapai 1.200 perusahaan. Berdasarkan industri, "restoran" menyumbang jumlah terbesar di 195 perusahaan, diikuti oleh "bisnis konstruksi / konstruksi" di 104 perusahaan dan "hotel / losmen" di 84 perusahaan.
Berdasarkan prefektur, terdapat 287 perusahaan di Tokyo, 113 perusahaan di prefektur Osaka, dan 69 perusahaan di prefektur Kanagawa.
Teikoku Databank mengatakan, "Meskipun keadaan darurat telah dicabut, permintaan untuk mempersingkat jam kerja untuk restoran terus berlanjut, dan sulit untuk mengharapkan pemulihan yang signifikan dalam penjualan. Jika tidak ada hal seperti itu, ada kekhawatiran bahwa jumlah kebangkrutan akan meningkat lebih jauh."
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com