Genjot Industri Manufaktur Tanah Air, Amarta Karya Gandeng CCCI
amarta karya menggandeng China Communication Construction Indonesia terkait kerja sama produksi expansion joint dan elastomer bearing pad
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Amarta Karya (AMKA), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi, menandatangani nota kesepahaman dengan PT China Communication Construction Indonesia (PT CCCI) terkait kerja sama produksi expansion joint dan elastomer bearing pad atau bantalan karet untuk proyek jalan tol.
Melalui kerja sama ini, AMKA melakukan utilisasi workshop manufaktur untuk produksi dan perakitan, serta melakukan pemasaran dan distribusi.
Acara penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Direktur Utama Amarta Karya Nikolas Agung dan Direktur Utama PT CCCI Fan Yifeng hari ini di Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Amarta Karya Garap Pembangunan Apartemen The Citara Senilai Rp 900 Miliar
Direktur Utama AMKA Nikolas Agung menyampaikan kerja sama ini merupakan implementasi dari kemitraan strategis dalam rangka meningkatkan produktivitas workshop manufaktur milik AMKA, sehingga dapat mendukung pengembangan bisnis baru perusahaan ke depannya.
Saat ini, pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia ditopang oleh adanya metode hilirisasi yang diterapkan oleh Pemerintah. Tak hanya itu, pertumbuhan juga didukung oleh peningkatkan investasi dan kinerja ekspor yang dapat mempertahankan nilai industri manufaktur.
Baca juga: Tahun Ini, BUMN Konstruksi Amarta Karya Bidik Pendapatan Rp 1,5 Triliun
"Untuk itu, melalui kerja sama ini, AMKA mengambil peran dengan berkontribusi dalam mengembangkan industri manufaktur di tanah air," ujarnya, Jumat (26/3/2021).
Sebagai informasi, PT China Communications Construction Indonesia (CCCI) merupakan perwakilan dari China Communications Construction Company Limited (CCCC), yakni badan usaha milik negara Republik Rakyat Tiongkok yang bergerak di bidang investasi, desain, konstruksi untuk sektor infrastruktur.
"Kami telah merencanakan dan mengimplementasikan Industry 4.0 di sektor manufaktur demi meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Hal ini merupakan wujud komitmen kami agar tetap dipercaya oleh para stakeholder serta pelanggan kami," tegas Nikolas.
Sebelumnya, AMKA telah merampungkan sejumlah proyek manufaktur melalui workshop yang dimilikinya, seperti Fabrikasi Pengadaan Jembatan Gantung Kementerian PUPR, Box Girder Tol Kunciran Jakarta, dan beberapa proyek manufaktur lainnya.
Pada Februari lalu, Nikolas juga menegaskan bahwa, AMKA optimistis meraih target pendapatan hingga Rp 1,5 triliun tahun ini dengan mencanangkan sejumlah strategi, salah satunya Strategic Partnership (kemitran strategis).
Langkah ini diyakininya sebagai motor dalam melipatgandakan pendapatan perseroan sekaligus dapat berkontribusi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).