Pandemi Covid-19 Memaksa Percepatan Automasi Industri, Kemnaker Rumuskan 6 Strategi
Seiring perkembangan cepat tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan strategi untuk tetap berperan dalam proses link and match.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia memaksa perubahan dunia ketenagakerjaan akibat proses automasi industri. Pandemi juga memaksa terjadinya percepatan penggunaan teknologi digital dan online.
Seiring perkembangan cepat tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiapkan strategi untuk tetap berperan dalam proses link and match.
"Kemnaker telah menyiapkan strategi untuk tetap bisa berperan dalam proses link and match," kata Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam diskusi daring, Sabtu (27/3/2021).
Anwar mengatakan setidaknya ada 6 rumusan strategi yang telah mereka siapkan.
Antara lain melakukan analisis dinamika permintaan dan penawaran di sektor ketenagakerjaan akibat pandemi.
Kemudian menyiapkan kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan kebijakan triple skilling. Yakni menciptakan keahlian, meningkatkan keahlian, dan orientasi ulang keahlian.
Baca juga: Kemnaker Fokus Perhatikan Psikologis dan Mental Pekerja Migran
Baca juga: Dorong Perluasan Kesempatan Kerja, Kemnaker Gelar Bazar Wirausaha Mikro
Kemnaker juga mengaku akan mengoptimalkan fungsi pemagangan sebagai sarana tambah pengalaman kerja.
Magang jadi penting karena teori di sekolah disebut tak selamanya selaras dengan dunia empiris. Sehingga pengenalan lapangan bagi tenaga kerja atau calon pekerja perlu dilakukan.
"Kita ingin mengoptimalkan fungsi pemagangan untuk tambah pengalaman kerja. Magang adalah proses induksi seseorang mulai mengenal lapangan kerjanya. Sekolah yang kita pelajari kan teori, tapi dalam dunia empiris ada sesuatu yang harus kita lakukan penyesuaian," ucapnya.
Selain itu Kemnaker juga memfokuskan pada peningkatan softskill seperti kemampuan bahasa. Dalam dunia yang dinamis, kemampuan bahasa dianggap penting.
Desain ulang kurikulum turut dilakukan Kemnaker, ditambah dengan pendekatan kemampuan digitalisasi serta menerapkan metode blended learning. Mengingat teknologi informasi di masa pandemi berkembang begitu cepat.
Terakhir, Kemnaker juga akan berupaya mengoptimalkan kolaborasi antara dunia industri, lembaga diklat, maupun asosiasi demi mencukupi kebutuhan kompetensi tenaga kerja.
"Mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia industri, lembaga diklat, asosiasi untuk kebutuhan kompetensi," kata dia.