Menlu Retno Dorong Relokasi Perusahaan Jepang ke Indonesia
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong relokasi perusahaan Jepang ke Indonesia saat melakukan pertemuan dengan Menlu Jepang Motegi Toshimatsu.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendorong relokasi perusahaan Jepang ke Indonesia saat melakukan pertemuan dengan Menlu Jepang Motegi Toshimatsu pada Selasa (30/3/2021).
Pada konferensi pers Selasa petang, Retno mendorong Jepang menjadikan Indonesia sebagai regional hub bagi produk-produk Jepang seperti otomotif, petrochemicals dan industri kaos kaki.
“Saya menyampaikan apresiasi rencana ekspansi investasi perusahaan otomotif seperti Toyota, Mitsubishi, Honda dan Suzuki,” kata Retno kepada wartawan lewat zoom, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Menlu Retno: Kalau Jokowi Ke luar Negeri Pertama Akan Mengunjungi Jepang
Kunjungannya ke Jepang kali itu merupakan kunjungan 2+2 bersama Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto.
Beberapa hal lain yang didorong Menlu di sektor investasi adalah mengundang partisipasi Jepang dalam Sovereign Wealth Fund Indonesia.
Menlu mengatakan sudah ada pembicaraan awal dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan berharap implementasi dapat cepat dilakukan.
“Pembicaraan awal sudah dilakukan dan kita ingin agar implementasinya dapat segera dilakukan,” kata Retno.
Baca juga: Jepang dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer di Tengah Ketegangan dengan China
Terkait infrastruktur, RI mendorong percepatan proyek pembangunan proyek MRT tahap kedua, pembangunan Pelabuhan Patimban tahap selanjutnya dan Kelanjutan the Java North Line Upgrading Project.
“Di sektor infrastruktur, kita sepakat perlunya percepatan proses dan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur besar,” kata Retno.
Sementara itu, di bidang perdagangan, Indonesia mengharapkan kiranya perundingan Protokol Perubahan untuk IJEPA dapat segera diselesaikan.
“Secara khusus saya kembali mengharapkan Jepang untuk dapat mengakui standar Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO),” kata Retno.