Sudah 3 Bulan Tertimbun Lumpur di Laut, Mungkinkah Data CVR SJ182 Bisa Terbaca?
Penemuan CVR Sriwijaya SJ182 membuka peluang berupa informasi detail mengenai penyebab jatuhnya pesawat itu.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditemukannya Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada 9 Januari 2021 lalu membuat investigasi insiden itu berlanjut.
CVR merupakan salah satu kompenen penting yang masuk dalam bagian black box atau kotak hitam pesawat selain Flight Data Recorder. Data di dalam CVR berisi percakapan antara pilot, ko-pilot dan petugas Air Traffic Controller (ATC) sesaat pesawat lepas landas hingga hilang kontak.
Baca juga: Baca Isi CVR Sriwijaya Air SJ 182, KNKT Akan Transparan Soal Penyebab Kecelakaan
Penemuan CVR Sriwijaya SJ182 membuka peluang berupa informasi detail mengenai penyebab jatuhnya pesawat itu.
Meski sudah 3 bulan lebih terendam di dasar laut yang tertutup lumpur di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, data CVR masih berpotensi untuk diunduh dan terbaca.
Baca juga: Setelah CVR Ditemukan, Kapan KNKT Umumkan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya SJ-182?
Keraguan sejumlah pihak terkait kemungkinan data CVR Sriwijaya SJ182 vestigator Komite Nasional Keselamatan masih bisa dibaca atau tidak sudah dijelaskan sebelumnya oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Investigasi senior KNKT R Yunus Ardianto mengungkapkan, memori perekam suara pilot di kokpit atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih berpotensi bisa dibaca. Meski perangkat CVR itu dalam kondisi terlepas dari pembungkusnya.
"Insya Allah bisa dibaca, sebab sudah banyak bukti bahwa CVR tetap bisa terbaca meski sudah lepas dari cover black box. KNKT selama ini sudah bisa menyelesaikan kejadian kecelakaan pesawat jauh sebelum insiden SJ-182," kata investigator KNKT R Yunus Ardianto di Dermaga JICT Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (16/1/2021) lalu.
Baca juga: CVR Sriwijaya Air SJ182 Ditemukan, Menhub: Saya Beri Acungan Jempol
Meski terendam di dasar laut dan terendam lumpur, memori yang merupakan bagian terpenting dari CVR itu adalah memori di dalamnya.
Karena jika memori itu bisa diselamatkan dan data di dalamnya masih bisa diunduh, pengungkapan insiden jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 akan semakin terbuka lebar.
Yunus menjelaskan, kondisi memori yang terlepas dari cover black box bukan merupakan yang pertama.
Peristiwa serupa pernah dialami ketika kecelakaan menimpa pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 di Karawang, AirAsia di Selat Karimata 2014 lalu hingga Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak Bogor pada 2012 silam.
"Karena di dalam pembungkus atau casing CVR terdapat memori dan power serta ada penghubung. Kemarin yang ditemukan itu rumah memori saja," ujar Yunus saat penemuan FDR SJ-182 pada 12 Januari 2021 lalu.
CVR merupakan satu dari dua bagian kotak hitam dari pesawat. Selain CVR, bagian lain dari kotak hitam pesawat adalah Flight Data Recorder (FDR).