Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inovasi Digital Bikin Pendapatan Rata-rata Penduduk Indonesia Jadi Lebih Tinggi

Bambang Brodjonegoro menyatakan, istilah digital innovation atau inovasi digital tidak hanya sekadar istilah.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Inovasi Digital Bikin Pendapatan Rata-rata Penduduk Indonesia Jadi Lebih Tinggi
TRIBUNNEWS/LITA FEBRIANI
Menristek /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam wawancara khusus dengan Tribun Network, Selasa (23/3/2021).   

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro menyatakan, istilah digital innovation atau inovasi digital tidak hanya sekadar istilah.

Menurut dia, makna tersebut lebih dalam lagi yaitu sebagai masa depan Indonesia karena berkaitan dengan target pemerintah pada tahun 2045.

Pada 100 tahun Indonesia merdeka diharapkan telah lepas dari jebakan pendapatan kelas menengah ke atas dan beranjak menjadi negara maju dengan pendapatan rata-rata yang tinggi.

“Diperlukan perubahan mindset secara mendasar dari kita yang selama ini masih mengandalkan kegiatan ekonomi berbasis natural resources menjadi berbasis innovation. Artinya inovasi harus menjadi arus utama (mainstream) dalam setiap kegiatan ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Riset LPEM FEB UI: 7 dari 10 Penjual Tokopedia Raih Kenaikan Penjualan Hingga 133 Persen

Sementara, lanjut Bambang, saat ini Indonesia masih berada di peringkat 85 dari daftar 165 negara yang masih dalam Global Innovation Index 2020 lalu.

Peringkat tersebut cukup jauh di bawah beberapa negara tetangga, seperti Thailand peringkat 44, Malaysia peringkat 33, dan Singapura berada di peringkat 8.

“Setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat kita tertinggal, pertama soal institusi. Masih banyak institusi kita yang belum mampu mendorong dan ramah terhadap terciptanya inovasi di lembaga itu sendiri,” katanya.
Sementara faktor kedua adalah faktor kapital dan sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan sebuah inovasi yang hebat.

BERITA TERKAIT

Bambang menambahkan, inovasi membutuhkan SDM andal dan mumpuni di bidangnya masing-masing serta daya dukung dari tersedianya lembaga-lembaga riset juga turut membantu mengatasi kelemahan di faktor SDM ini.

"Lalu, faktor ketiga adalah jenis bisnis yang masih belum sophisticated. Aktivitas-aktivitas bisnis yang ada masih sangat sederhana, mengandalkan praktis dasar jual beli atau assembling atau perakitan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas