Mengenal Fenomena Cuaca Ekstrem 'Seroja' di NTT, Apa dan Bagaimana Dampaknya?
BMKG menyematkan nama untuk 'Seroja' untuk fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di NTT. Seroja merupakan nama tumbuhan sejenis bunga
Editor: Sanusi
Setelah daftar nama bunga nanti, disiapkan daftar nama buah-buahan, mulai dari Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan, dan Sawo. BMKG beralasan bahwa penamaan itu agar badai tidak terkesan menyeramkan.
Selain itu, masyarakat diharapkan akan mudah untuk mengingat karena istilah yang digunakan adalah kata-kata yang lazim di masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, penamaan istilah pada badai tropis juga bertujuan untuk meningkatkan kesiap siagaan masyarakat apabila di kemudian hari terjadi badai tropis baru.
Baca juga: 10 Daerah dengan Potensi Bencana Banjir di NTT, dari Kupang hingga Flores Timur
Baca juga: Penyebab Bencana di NTT, Bibit Siklon 99S atau Seroja, Berikut Dampak dan Luasannya
Berdasarkan analisis terbaru 4 April 2021 jam 19.00 WIB kemarin, kemunculan bibit siklon tropis 99S berada di posisi Perairan Kep. Rote, Nusa Tenggara Timur, 10.3LS, 123.5BT (sekitar 24 km sebelah barat daya Kupang). Arah pergerakan bibit siklon itu menuju Timur hingga timur laut dengan kecepatan 3 knots (6 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya adalah 30 knots (55 km/jam) dengan tekanan di pusat sistemnya mencapai 996 hPa. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menyampaikan hal serupa terkait fenomena badai seroja di NTT.
Dwikorita menyampaikan prediksi atas terjadinya siklon tropis itu dikeluarkan Tropical Cyclone Warning Center Jakarta di BMKG. Dikhawatirkan dampak dari siklon tropis itu akan semakin menguat.
Atas dasar potensi dari dampak siklon Seroja itu, Dwikorita meminta seluruh pemangku kepentingan memerhatikan keselamatan warga, terutama di pulau-pulau NTT.
"Pusaran anginnya mencapai 85 kilometer per jam agar benar-benar diwaspadai agar masyarakat dapat terlindungi, teramankan. Semoga tidak terjadi korban jiwa," jelas Dwikorita.
Baca juga: Ratusan Rumah Terendam Banjir 1,5 Meter di Kabupaten Malaka, NTT
Baca juga: PLN Gerak Cepat Amankan Kelistrikan Terdampak Cuaca Ekstrem di NTT
Hingga saat ini, dampak cuaca ekstrem ini telah merusak sejumlah fasilitas umum seperti jalan lintas kabupaten, bendungan, hingga memutus jembatan antar desa. Bandara-bandara di kawasan pulau Flores dan Timor juga masih ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.