Rektor IPB: Digitalisasi Pertanian Jadi Solusi Swasembada Pangan
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria menilai kemajuan teknologi sudah merambah pada sektor pertanian.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria menilai kemajuan teknologi sudah merambah pada sektor pertanian.
Menurutnya, digitalisasi pertanian menjadi solusi swasembada pangan dan generasi petani milenial kunci mempersiapkan sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Kementan Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Malang Aman
"Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memajukan sektor pertanian di era 4.0. Pertama, membangun learning center bagi para petani di daerah. Kedua, mempersiapkan generasi-generasi baru petani," kata Prof Arif Satria, dalam Webinar Creativetalks Pojok Literasi Jadi Petani Milenial? Kuy!, Senin (5/4/2021).
Sementara Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Septriana Tangkary mengatakan masyarakat Indonesia sudah menjadi masyarakat digital karena saat ini semakin mudah untuk mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi.
Baca juga: Upaya Jaga Harga Gabah, Ini yang Dilakukan Kementan
"Pemerintah memiliki target 1 juta petani milenial yang ikut tergabung dalam 40 ribu kelompok di masing-masing daerah, dimana dalam setiap kelompok terdiri dari 20-30 orang," ungkapnya.
Adapun Founder Saung Sayur Sehat (S3) Farm Azis Abdul Rahman memberikan motivasi agar anak muda yang masih duduk dibangku kuliah jangan takut untuk memulai bisnis pertanian.
Baca juga: Program Inovatif Selama Pandemi, Kementan Diganjar Merdeka Award
"Gagal itu hal biasa, namun bagaimana kalian bangkit dan menemukan jalan keluarnya merupakan kunci menjadi pengusaha sukses," ujarnya.
Pertanian merupakan sektor yang paling bertahan dalam masa pandemi Covid-19.
Sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen di saat sektor lain mengalami penurunan.
Hal ini didukung pola konsumsi masyarakat yang menempatkan bahan pokok sebagai prioritas pengeluarannya (99,99 persen) menurut data BPS.