Dubes Djauhari : Trade Defisit Perdagangan China-Indonesia Alami Penurunan Signifikan
Djauhari mendorong agar pelaku usaha Indonesia tidak hanya mengandalkan produk-produk yang memang laris di pasar China
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun mengungkapkan, trade defisit perdagangan antara Indonesia dan China mengalami penurunan signifikan pada tahun 2020.
Penurunan trade defisit pada tahun lalu, kata Djauhari mencapai sebesar 69 persen.
"Ada penurunan trade defisit tahun lalu sebesar nyaris 69 persen, cukup signifikan. Ini kita dorong," diungkapkan Djauhari dalam "Dialog Gerakan Ekspor Nasional: Target Ekspor Negara Sahabat" yang digelar Tribun Network, Selasa (6/4/2021).
Djauhari menjelaskan, volume perdagangan Indonesia-China sebesar 78,5 miliar USD.
Dari volume perdagangan tersebut, nilai ekspor Indonesia ke China sebesar 37,4 miliar USD.
Sementara impor Indonesia dari China masih sekitar 41 miliar USD.
Baca juga: MFA Si Koboi Fortuner Tersangka Kasus Kecelakaan Lalin
"Dibandingkan 2019, volume perdagangan kita naik sekitar 10,10 persen. Jadi trade defisit kita sekarang sekitar 3,6 atau 3,7 miliar USD," ujar Djauhari.
Kendati demikian, trade defisit perdagangan Indonesia-China dapat diatasi dengan nilai investasi China yang masuk ke Indonesia.
"Seperti sudah disampaikan Pak Luthfi, trade defisit ini bisa ditutup juga dengan investasi yang masuk ke Indonesia," kata Djauhari.
Djauhari mendorong agar pelaku usaha Indonesia tidak hanya mengandalkan produk-produk yang memang laris di pasar China.
"Produk-produk andalan masih seperti produk tradisional kita yang masuk ke sini.
Kita harus inovatif dalam mencari produk-produk andalan baru Indonesia," ujar Djauhari.