Tren Belanja Online Meningkat Saat Ramadhan, Ancaman Malware Juga Mengintai, Simak Tipsnya
Beberapa pakar telah mewanti-wanti terhadap meningkatnya ancaman serangan malware seluler (mobile walware) yang akan mencuri data
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah jadi kebiasaan turun temurun, bila jelang memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri tren belanja kebutuhan selalu meningkat pesat.
Terlebih semakin banyaknya alternatif pilihan belanja online yang tersedia di banyak e-commerce. Tak hanya itu, konsumen Indonesia yang hobi belanja online dengan promo dan diskon murah, turut menyumbangkan angka peningkatan transaksi disaring jelang bulan puasa.
Diperkirakan jumlah transaksi online daat bulan Ramadan dan Lebaran 2021 mengalami peningkatan signifikan terlebih pandemi Covid-19 masih belum usai. Namun, masyarakat tetap harus waspada sebab ancaman kejahatan siber juga semakin getol merangsek sistem e-commerce.
Beberapa pakar telah mewanti-wanti terhadap meningkatnya ancaman serangan malware seluler (mobile walware) yang akan mencuri data, atau dompet digital yang semakin sering digunakan dalam bertransaksi.
Baca juga: Pengamat: Subsidi Ongkir Belanja Online Momentum Bangkitkan Perekonomian
Kemajuan teknologi memang sebuah keharusan, namun seiring perkembangan itu maka modus kejahatan siber juga semakin canggih karena bergerak tak kasat mata. Oleh karena itu, konsumen harus paham akan risiko ini dengan meminimalisir potensi kejahatan itu melalui proteksi perangkat ponsel yang kuat.
Baca juga: Riset Kao Indonesia Temukan Penyebab Ibu-ibu Keluhkan Boros dalam Belanja Deterjen
Kaspersky mengungkapkan bahwa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini merupakan perayaan besar bagi masyarakat Indonesia. Maka tak heran bila kecanggihan smartphone akan memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia selama bulan Ramadan.
“Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri adalah momen perayaan terpenting dan paling besar di Indonesia. Dengan teknologi yang sekarang kita miliki di genggaman tangan, kami yakin,ini dapat memungkinkan keluarga khususnya di Indonesia untuk bersatu kembali dan saling berbagi berkah walaupun di tengah masa pandemi,” kata Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky Chris Connell, dalam pernyataannya, Senin (12/4/2021).
Menurut dia, masyarakat Indonesia secara umum jelas merangkul dan mengadaptasi teknologi dengan baik, terlihat dari penggunaan e-wallet yang semakin populer. Banyak penggunanya didominasi oleh generasi muda melek teknologi yang menyadari pentingnya keamanan data.
Tren lain yang juga menjadi sorotan adalah bahwa ponsel cerdas (smartphone) hampir selalu menjadi perangkat yang digunakan untuk bertransaksi keuangan, dari e-wallet hingga mobile banking dan berbelanja online. Berdasarkan data, Kaspersky melihat bahwa pelaku kejahatan siber secara aktif mencoba menginfeksi perangkat para pengguna di Indonesia untuk mencuri data maupun uangnya.
“Kabar baiknya, kita dapat menikmati hari besar ini secara virtual selama selalu waspada terhadap situs web yang dikunjungi, tautan yang kita klik, pesan yang kita teruskan, dan yang paling penting jika kita memiliki solusi keamanan dasar yang terpasang di perangkat pribadi,” tutup Connell.
Untuk mengatasi tindak kejahatan sibet itu, Kaspersky memberikan tips agar aman bertransaksi online sebagai berikut:
1. Pastikan ponsel cerdas Anda memiliki sistem operasi (operating system/OS) yang diperbarui
Perangkat ponsel pada saat ini sudah memiliki beragam proteksi di dalamnya. Untuk memperkuat perlindungan ponsel, maka Anda harus rajin melakukan update pada aplikasi sistem operasi.