Pembangunan Infastruktur Gas Butuh Dukungan Investasi
Pembangunan infrastruktur gas dinilai perlu dukungan investasi, agar pemanfaatan gas di tanah air berjalan maksimal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur gas dinilai perlu dukungan investasi, agar pemanfaatan gas di tanah air berjalan maksimal.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, 85 cadangan dan produksi gas bumi ada di Indonesia Timur, sementara 85 persen penggunanya ada di Indonesia bagian Barat.
"Mau tidak mau infrastruktur jadi kunci," kata Komaidi, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Jaga Kinerja, Realisasi Penjualan Gas Bumi PGN Awal 2021 Lebihi Target
Menurut Komaidi, gas di di Indonesia Timur tidak bisa dibawa begitu saja, sehingga perlu diubah jadi gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG).
Namun, proses tersebut membutuhkan biaya tambahan sehingga harganya menjadi mahal, di mana terdapat pilihan yang menekan harga yakni membangun infrastruktur pipa transmisi disitribusi.
Untuk investasi membangun infrastruktur pipa gas tersebut, tentu harus mempertimbangkan keekonomian proyek, serta ada komitmen dari pembeli gas yang melintas pipa tersebut.
Baca juga: Sengketa Pajak Bikin PGN Merugi 264,7 Juta Dolar AS, Pemerintah Diminta Turun Tangan
"Ini seperti investasi di jalan tol akan menghitung berapa yang lewat sampai investasi kembali, di gas juga begitu," tutur Komaidi.
Namun, saat ini seluruh rantai bisnis gas sedang mengalami kesulitan, dan penetapan harga gas sebesar 6 dolar AS per MMBTU membuat keuntungan badan usaha berkurang, bahkan rugi dan akhirnya menyulitkan untuk berinvestasi.
"Ini akar permasalahannya bukan hanya dialami PGN, tapi seluruh mata rantai bisnis gas, saya rasa bisa mati bareng-bareng," tuturnya.