Menteri Teten: UMKM Punya Daya Tahan Luar Biasa dan Bisa Selamatkan Ekonomi Nasional
Selama 2020, sebanyak 4 juta pelaku sudah beralih menggunakan medium digital dalam melakukan aktivitas perdagangan secara online.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan (resiliensi), termasuk dampak dari merebaknya wabah global COVID-19 pada beberapa waktu belakangan ini.
Hal ini ditegaskan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki secara virtual dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Saatnya UMKM Bangkit Mendukung Pariwisata" di Jakarta, Senin (19/4/2021) .
"UMKM Indonesia memiliki resiliensi yang luar biasa. UMKM punya daya tahan yang
luar biasa dan bisa menyelamatkan perekonomian nasional," ujarnya.
Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data tahun 2020, dari total jumlah 64 juta pelaku UMKM, memang terdapat 500 ribu yang usahanya tutup.
Baca juga: BI Minta Perbankan Tingkatkan Penyaluran Kredit UMKM, Dan Turunkan Suku Bunga
Sedangkan, sekitar 30 juta pelaku UMKM dalam negeri pun mengalami
penurunan omset yang signifan.
"Survei BPS antara 48 persen memang omsetnya turun akibat adanya pandemi," tuturnya.
Baca juga: Ini Cara Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta Tahun 2021, Segera Akses eform.bri.co.id/bpum
Namun kini, sebagian besar pelaku UMKM dalam negeri melakukan adaptasi dalam menghadapi dampak COVID-19 yang masih melanda dunia termasuk Indonesia.
Dengan cara melakukan perubahan pada produknya. Misal ada yang dari
semula membuat pakaian untuk pesta, saat ini bisa disesuaikan membuat pakaian rumah.
Hal ini juga tak terlepas dari dukungan pemerintah mulai dari program restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, subsidi listrik, hibah modal kerja. Dari catatan Bappenas
UMKM berhasil melakukan adaptasi dengan situasi baru.
“Dengan daya beli masyarakat yang terbatas, pelaku beradaptasi mengubah produknya misalnya homecare, makanan, kesehatan. Kemampuan adaptasi ini yang luar biasa,” kata Menteri Teten.
Dengan melakukan langkah tersebut, katanya, produk yang dihasilkan dapat disesuaikan pada kondisi yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
Potensinya, produk tersebut akan dilirik oleh masyarakat di tengah pandemi seperti ini.
"Mengubah produknya yang tadinya jualan batik untuk ke pesta sekarang pelaku UMKM memproduksi pakaian rumahan saja," katanya.