Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Panen Raya Jagung Usai, Kementan Kejar Hasil 1,5 Juta Ton Pipilan Kering

Dibandingkan realisasi produksi jagung sepanjang tahun 2020 sebesar 24 juta ton, ada penurunan produksi sebesar 1,4 juta ton pipilan kering.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Panen Raya Jagung Usai, Kementan Kejar Hasil 1,5 Juta Ton Pipilan Kering
Dok. Kementan
Musim panen raya jagung tahun ini berlangsung sejak Januari sampai April dengan kontribusi mencapai 30 persen dari total produksi jagung tahun 2021 ini sebesar 22,6 juta ton pipilan kering. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musim panen raya jagung tahun ini berlangsung sejak Januari sampai April dengan kontribusi mencapai 30 persen dari total produksi jagung tahun 2021 ini sebesar 22,6 juta ton pipilan kering dengan kadar air 15 persen.

Dibandingkan realisasi produksi jagung sepanjang tahun 2020 sebesar 24 juta ton, ada penurunan produksi sebesar 1,4 juta ton pipilan kering.

Kasubdit Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Gazali mengatakan realisasi produksi jagung sebesar target penanaman 300.000 hektare (ha) per bulan pada semester kedua tahun 2021.

Luas areal sebesar merupakan target minimal Kementan untuk memenuhi kebutuhan baik konsumsi langsung maupun industri pakan ternak.

Dia mengatakan, kementeriannya memberikan bantuan benih gratis sebagai insentif agar petani termotivasi menanam jagung. Dengan produktivitas tanaman jagung 5 ton per hektare (ha), sebut Gazali maka potensi produksi sebesar 1,5 juta ton per pipilan kering.

Baca juga: Butuh Waktu untuk Temukan Solusi Atasi Gejolak Baru Harga Kedelai di Pasar

“Kalau penanaman jagung Oktober 2020-Maret 2021 luas tanaman bisa jutaan hektare per bulannya. Kita berikan bantuan bibit jagung tersertifikasi gratis kepada petani sebagai insentif,” ungkap Gazali dalam webinar bersama media mengangkat tema Harga Jagung Melambung bertema yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi di Jakarta, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: BPS: Inflasi Maret 2021 0,08 Persen Dipicu Cabai Rawit dan Bawang Merah

Seiring dengan hal itu, Kementan juga melakukan ekstensifikasi penanaman jagung diluar willayah exsiting,pengawaalan penerapan prakik budidaya penanaman jagung.Untuk meningkatkan mutu dan perbaikan kualitas jagung, pihaknya turut memberikan bantuan sarana penanganan paska panen dan pengolahan secara baik.

Baca juga: Mendag Ungkap Penyebab Tidak Stabilnya Harga Daging Ayam pada Awal Ramadan

Berita Rekomendasi

”Kita juga memberikan bantuan dryer dan mobile corn dryer gratis kepada petani,” ujar Gazali tanpa menyebut jumlah bantuan unitnya.

Gazali tidak menampik pencapaian produksi jagung tidak berjalan simetris dengan harga jagung untuk kebutuhan pakan. Dia menjelaskan, penanaman areal jagung petani tidak melulu terintegrasi dengan industri pakan.

panen jagung
Kegiatan menjemur panenan jagung pipilan untuk menurunkan kadar air. (Istimewa)

Asisten Deputi Pangan Kemenko Perekonomian Muhammad Syaifullah menilai belum adanya mekanisme pengelolaan stok yang dikelola pemerintah sepertihalnya beras menyebabkan harga jagung rentan dipermainkan pedagang.

Apalagi harga jagung di tingkat internasional sejak Oktober 2020 hingga April 2021 sudah mencapai 36 persen.

Syaifullah mengaku khawatir dengan neraca kebutuhan jagung ke depan. Pasalnya prognosa Kementan ketersediaan jagung pipilan kering petani periode triwulan II 2021 mulai menipis.

"Ini sebenarnya April dan Mei sudah ada warning minus 265.349 ton dan Mei sebesar 2.896 ton," tukas Syaifullah.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Johan memberikan pernyataan senada.

Dia mengatakan, pasokan jagung pada semester II menjadi pertanyaan besar bagi industri. Saat ini harga peternak unggas sudah menembus harga jagung di atas Rp 6.000 per kilogram (kg), dari awal tahun masih berkisar Rp 4.000 an.

Johan menambahkan, bagi perusahan tidak bisa serta merta menaikkan harga pakan.Total kebutuhan pakan industri pakan sebesar 700.000 ton per bulan atau 8,4 juta ton per tahun.

Menurutnya sekitar 65 % produksi jagung petani dihasilkan pada bulan Januari hingga Aprill.

Ketua Umum GPMT Desianto B. Utomo mengatakan kondisi stok jagung yang hanya bisa memenuhi kebutuhan produksi kurang dari 30 hari menjadi penanda berkurangnya pasokan meski panen raya tengah berlangsung.

“Stock on hand di pabrik pada Februari hanya bisa untuk kebutuhan 33 hari, artinya memang volume yang kami serap dan kami gunakan dalam produksi lebih besar dari pada produksi sehingga stok makin menurun walaupun dalam kondisi panen,” ujar Desianto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas