Banyak Masyarakat Nekat Mudik, Porter di Stasiun KA Pasar Senen: Alhamdulillah Bisa Buat Lebaran
Rata-rata kata dia, penumpang membayar jasanya sekitar Rp25 - 35 ribu untuk sekali angkut barang
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak masyarakat yang nekat melakukan perjalanan mudik jelang pelarangan diberlakukan oleh pemerintah, menjadi hikmah tersendiri bagi para pekerja angkat barang penumpang (Porter) di Stasiun Kereta Api (KA) Pasar Senen.
Hal itu dirasakan langsung oleh Yogi, seorang porter yang sudah bekerja selama tiga tahun di salah satu Stasiun KA ternama di Jakarta itu.
Padahal kata Yogi, selama dua tahun ini pekerjaannya tidak mendatangkan keuntungan yang disebabkan oleh penerapan lockdown yang dilakukan pemerintah guna mencegah penyebaran virus Covid-19.
Meski begitu, selama satu pekan ini dirinya merasa bersyukur karena penghasilannya bertambah, akibat melonjaknya para penumpang kereta api yang hendak melakukan mudik lebaran.
"Dua tahun ini sudah sepi (penghasilan) sejak awal corona. Baru seminggu ini sudah mendingan, tapi besok (saat pelarangan) sudah gak jalan lagi kereta," katanya kepada Tribunnews.com, di Stasiun KA Pasar Senen, Selasa (4/5/2021).
Baca juga: Survei Indikator: 45,8 Persen Masyarakat Setuju Aturan Larangan Mudik Lebaran
Untuk tarif jasanya sendiri kata Yogi beragam, hal itu dikarenakan adanya kesepakatan tawar menawar harga terlebih dahulu dengan calon penumpang.
Rata-rata kata dia, penumpang membayar jasanya sekitar Rp25 - 35 ribu untuk sekali angkut barang.
"Biasanya 25 atau 35 ribuan sekali angkat (biayanya) tapi tergantung banyak barangnya juga, kesepakatan juga sih, kalau dia gamau ya, kita sarankan buat cari yang lain," katanya menambahkan.
Dengan melonjaknya penumpang dalam kurun waktu satu pekan ini Yogi menyebut dirinya bisa meraup penghasilan hingga Rp200 ribu per hari.
Jumlah tersebut kata dia sudah mencukupi untuk keperluan makan dan menabung, mengingat mulai tanggal 6 Mei besok pelarangan mudik lebaran mulai berlaku.
"Intinya sudah lebih lumayan lah, kalau kemarin-kemarin kan cuma bisa buat makan sama nabung sedikit, pas uangnya kekumpul itu buat bayar kontrakan, kalau sekarang Alhamdulillah udah bisa buat lebaran," ujarnya sambil tersenyum.
Baca juga: Sejumlah Pemudik Mulai Terlihat di Stasiun Pasar Senen Jakarta
Selain Yogi, hal serupa juga dirasakan oleh porter lainnya bernama Sabda. Dirinya mengaku bahwa selama beberapa hari ini penghasilan sudah lebih baik dibanding beberapa pekan sebelumnya.
Hal itu karena kata dia, banyak para masyarakat yang mulai nekat untuk melakukan perjalanan mudik sebelum dilarang.
"Sekarang sudah lebih lumayan (pendapatan) empat hari ini, karena banyak orang yang mau mudik," kata Sabda.
Sabda juga menyebut, penghasilannya tersebut bervariasi, sesuai dengan kesepakatan dengan para penumpang.
Kendati begitu, dirinya tetap merasa bersyukur karena kini memiliki tabungan lebih untuk merayakan hari Idul Fitri tahun ini.
"Biasa harganya itu variasi bisa sampe 30 ribu sekali angkut, ya sekarang udah lumayan, bisa buat lebaran," ucapnya menambahkan.
Perlu diketahui untuk jumlah porter di Stasiun KA Pasar Senen ini berjumlah 165 orang, adapun untuk penerapan tugasnya, seluruhnya dibagi menjadi dua shift secara bergantian.
Setiap shiftnya ada 85 orang yang bertugas mengangkut barang penumpang hingga ke peron stasiun.
"Semua porter ada 165 orang dibagi dua shift itu, ya sekitar 85 orang tiap shift," imbuh Yogi.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta tetap mengoperasikan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dengan jumlah terbatas pada masa larangan mudik Idul Fitri 1442 H yang telah ditetapkan pemerintah yakni mulai 6 hingga 17 Mei 2021.
Kepala Humas PT KAI Eva Chairunisa mengatakan, akan ada 7 rangkaian kereta api yang tetap beroperasi pada masa pelarangan mudik tersebut.
Kendati begitu Eva menegaskan kereta api yang tersedia itu hanya dikhususkan bagi pelaku perjalanan mendesak dengan kepentingan non mudik.
"KAJJ hanya bagi pelaku perjalanan mendesak untuk kepentingan non mudik ini sudah mendapatkan izin dari Pemerintah operasionalnya," tutur Eva melalui keterangan resminya dikutip, Selasa (4/5/2021).
Adapun izin yang dimaksud yakni berdasarkan pedoman dari Peraturan Menteri dan Surat Edaran yang dikeluarkan pemerintah seperti surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 dan surat Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor HK.701/1/10/DJKA/2021 pada 30 April 2021.
Lanjut Eva, pada masa pelarangan mudik nantinya, pihaknya menerapkan pembatasan okupansi sebesar 70 persen dari kapasitas tempat duduk terhadap tujuh rangkaian kereta api yang disediakan tersebut.
"Sama halnya KA Reguler di masa pandemi, operasional KAJJ pada masa pelarangan mudik juga tetap menerapkan pembatasan okupansi 70 persen dari kapasitas tempat duduk yang tersedia," ucapnya.
Dirinya kembali menegaskan, kalau KAI Daop 1 Jakarta menyediakan operasional Kereta Api Jarak Jauh pada periode itu bukan untuk melayani masyarakat yang ingin mudik Lebaran.
Sebagai upaya untuk mematuhi aturan dan kebijakan dari pemerintah bahwa mudik tetap dilarang, serta mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran Covid-19 pada moda transportasi kereta api.
"Jumlah KAJJ yang dioperasikan hanya bagi pelaku perjalanan mendesak untuk kepentingan non mudik memang terbatas," tukasnya.
Tujuh rangkaian KAJJ yang akan beroperasi di wilayah Daop 1 Jakarta di antaranya 4 KAJJ keberangkatan dari Stasiun Gambir dan 3 KAJJ keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen.
Seluruh keberangkatan kereta itu dengan tujuan Tegal, Purwokerto, Purwosari, Solo, Surabaya, dan Malang.