Buka Musrenbangnas 2021, Presiden Dorong Perencanaan Adaptif dan Manfaatkan Iptek
Menurut Presiden, jika pelayanan pemerintahan, pendidikan, dan bisnis ritel tidak bisa secara luring, harus berubah cepat menggunakan instrumen daring
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi menekankan sebaik apapun perencanaan yang sudah dibuat, kita juga harus siap untuk melakukan perubahan secara cepat untuk menyesuaikan dengan tantangan dan peluang-peluang.
"Yang tidak berubah adalah tujuan utamanya, yaitu untuk menyejahterakan rakyat, untuk memajukan bangsa. Tetapi, caranya sering kali harus berubah karena tantangan dan peluangnya setiap saat juga bisa berubah-ubah," kata Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan pada peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Kedua, sinergi kekuatan bangsa untuk memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah kesehatan maupun masalah perekonomian sangat diperlukan.
Sejumlah upaya seperti disiplin protokol kesehatan, 3T (testing, tracing, treatment), dan program vaksinasi massal membutuhkan dukungan dari semua komponen bangsa.
"Butuh keaktifan dari seluruh jajaran pemerintahan dari pusat sampai daerah. Demikian pula produktivitas dari kalangan industri yang kecil sampai besar untuk memproduksi alat-alat kesehatan dan obat. Juga dukungan dari negara lain sangat diperlukan," ujarnya.
Ketiga, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir ini semakin tidak bisa dihindarkan.
Baca juga: Jateng Jadi Provinsi Terbaik Musrenbangnas 2020
Menurut Presiden, ketika pelayanan pemerintahan, pendidikan, dan bisnis ritel tidak bisa secara luring, kita harus berubah cepat menggunakan instrumen daring.
"Ketika kita butuh data yang cepat, akurat, terintegrasi yang kita butuhkan adalah teknologi digital. Ketika kita butuh obat, vaksin, alat-alat kesehatan, yang kita butuhkan untuk cepatnya adalah kita butuh teknologi," imbuhnya.
Baca juga: Kebijakan Fiskal 2022 Dinilai Belum Mendukung Pemulihan Ekonomi Hijau
Dalam menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat, Presiden menilai kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah fondasi penting untuk bisa bersaing.
Karenanya, para perencana harus mempertimbangkan betul-betul perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Baca juga: Bappenas Nilai Ekonomi akan Menuju ke Pemulihan Hijau Pasca-Pandemi
"Kita juga harus menjadi bagian dari produsen teknologi itu sendiri. Kita harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi," tambahnya.
Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat, apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, Kepala Negara mewanti-wanti agar bangsa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna.
"Kita jangan hanya menjadi smart digital users, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang handal, mampu bersaing, kompetitif, dan harus mengembangkan smart digitalpreneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri," paparnya.
Saat ini, hampir semua perusahaan adalah perusahaan teknologi di mana nilai tambah (value added) diciptakan. Kecanggihan inovasi dan teknologi menjadi sangat dibutuhkan di berbagai sektor.