Literasi Keuangan Bisa Jadi Upaya Perusahaan Dorong Produktivitas Karyawan
Satu dari 5 karyawan mengalami stres di tempat kerja, bukan karena beban kerja, tetapi karena masalah keuangan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu dari 5 karyawan mengalami stres di tempat kerja, bukan karena beban kerja, tetapi karena masalah keuangan.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa salah satu alasan menurunnya produktivitas kerja karyawan adalah masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari sehingga menyebabkan stres.
Stres yang dialami karyawan kemudian menimbulkan masalah kesehatan seperti sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, dan depresi yang membuat izin sakit (sick days) karyawan meningkat dua kali lipat.
Baca juga: Kementerian Keuangan Tetap Tagih Utang Lapindo Rp 1,91 Triliun
Menyediakan kesempatan belajar literasi keuangan bagi karyawan, menjadi salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan untuk menjadikan karyawan yang lebih berdaya secara finansial.
Sejalan dengan Hari Pendidikan Nasional, QM Financial sebagai Your Financial Learning Partner, mengajak korporasi di Indonesia untuk meningkatkan financial intelligence sebagai upaya mewujudkan karyawan yang berdaya secara finansial.
Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer QM Financial mengatakan, pihaknya ingin mewujudkan masyarakat (personal, UMKM, lembaga dan korporasi) yang memiliki keterampilan literasi keuangan agar berdaya secara finansial.
Berdasarkan survei korporat yang dilakukan oleh QM Financial untuk karyawan di beberapa perusahaan, diketahui bahwa 51 persen karyawan merasa penghasilannya kurang dan 45,5 persen karyawan tidak siap pensiun.
"Sementara dari sisi korporat, 87,5 persen korporat menyatakan membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawannya, terutama untuk menyadarkan karyawan agar dapat menjalani gaya hidup sesuai penghasilan," katanya dalam webinar, Selasa (3/5/2021).
Untuk itu, QM Financial menyarankan karyawan juga memiliki financial intelligence yaitu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mewujudkan finansial yang sehat, sebagai hal yang sama pentingnya seperti Intelligence Quotient, Emotional Quotient dan Spiritual Quotient.
FDV Wulansari, Financial Trainer QM Financial mengatakan, financial intelligence bertujuan untuk mewujudkan kondisi finansial yang sehat.
Karyawan bisa dikatakan telah sehat secara finansial apabila mereka sudah memiliki dan mengelola penghasilan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan, dapat mengelola utang dengan baik, siap menghadapi kondisi darurat pribadi, mampu pensiun dengan nyaman, dan tangguh menghadapi krisis finansial.
Terdapat 3 fase karier karyawan di sebuah perusahaan khususnya dalam mengelola gaji.
Pertama adalah fase recruit yaitu ketika karyawan bergabung dengan perusahaan.
Di fase ini, masalah yang umum terjadi adalah karyawan tidak paham mengenai benefit perusahan, mengalami euforia gaji pertama sehingga lebih boros, dan terlibat utang konsumtif.
Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk melakukan pengelolaan gaji, mengenal benefit dari perusahaan, dan bijak berutang," katanya.
Untuk Fase kedua, kata dia adalah retain yaitu fase ketika karyawan mulai memasuki level karier yang mapan.
Pada fase ini, masalah yang umum terjadi adalah karyawan tidak optimal memanfaatkan kenaikan gaji yang diberikan perusahaan, belum mengenal produk investasi, dan tidak paham pentingnya aspek proteksi.
Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk mulai menghitung tujuan finansial, mengenal produk investasi, dan membuat rencana keuangan yang komprehensif. Fase terakhir adalah retreat, saat karyawan memulai persiapan transisi menuju pensiun.
Di fase ini, sebagian besar karyawan merasa tidak siap pensiun.
Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk menyiapkan aset aktif dan mengelola keuangan di masa pensiun.
"Untuk bisa menjalani setiap fase dengan baik, karyawan membutuhkan financial intelligence," katanya.
QM Financial menyediakan beberapa program edukasi keuangan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan, antara lain Pelatihan Pengelolaan Gaji, yaitu membimbing karyawan perusahaan agar memiliki kemampuan untuk mengelola gaji agar dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.
Program lainnya adalah Perencanaan Tujuan Finansial, yaitu memfasilitasi pengembangan kemampuan karyawan dalam menyusun rencana keuangan berdasarkan tujuan finansial.
Program terakhir yang disediakan adalah Persiapan Pensiun, yaitu pengembangan soft skills dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan standar kehidupan yang ideal agar dapat pensiun sesuai dengan yang diinginkan.