Soal Holding Panas Bumi, Dirut Geo Dipa Energi : Lagi Analisa Bersama Agar Tak Bentur UU
pemerintah menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) memiliki kontribusi sebesar minimal 23 persen dalam rencana umum energi nasional pada 2025
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membentuk holding panas bumi.
Di dalam holding tersebut, nantinya akan ada tiga perusahaan yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Direktur Utama Geo Dipa Energi, Riki Firmadha Ibrahim mengatakan, proses holding saat ini sedang dianalisa secara bersama, agar setiap keputusan yang diambil tidak bertabrakan dengan undang-undang dan regulasi.
"Ini dilakukan agar merger ini, betul-betul holdingnisasi membangun atau membuat optimal kepada negara," kata Riki dalam webinar, Kamis (6/5/2021).
Menurutnya, selain pembentukam holding, Kementerian BUMN juga mendorong BUMN untuk melakukan penawaran perdana saham atau IPO.
"Kami juga diminta oleh pemerintah memenuhi target pengembangan EBT," paparnya.
Di acara yang sama, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya menyamapaikan, pemerintah menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) memiliki kontribusi sebesar minimal 23 persen dalam rencana umum energi nasional pada 2025, dan naik menjadi 31 persen pada 2050.
"Saat ini ada upaya untuk mengerucutkan bagaimana upaya untuk menyatukan BUMN tersebut, sehingga bisa menjadi BUMN panas bumi terbesar di dunia," ucap Harris.