Pertahankan Kinerja Bisnis Sepanjang 2021, ABM Investama Bukukan Pendapatan USD 606,4
Bisnis perseroan masih terus tumbuh secara operasional dan mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 606,4 juta, meningkat 2,36 persen dari tahun 2019.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan energi terintegrasi nasional PT ABM Investama Tbk. (ABMM) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (7/5/2021).
Andi Djajanegara, Direktur Utama ABM menjelaskan, selama tahun buku 2020 ABM berhasil meningkatkan kinerja operasionalnya di tengah melambatnya perekonomian dunia akibat pandemi Covid-19.
"Bisnis perseroan masih terus tumbuh secara operasional dan mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 606,4 juta, meningkat 2,36 persen dari tahun 2019, dengan EBITDA US$ 135,0 juta," ungkap Andi Djajanegara.
Peningkatan ini berasal dari peningkatan segmen kontraktor tambang dan tambang batu bara serta usaha lain-lain, masing-masing sebesar 7,76 persen dan 13,75 persen.
Baca juga: ABM Investama Perkuat Penerapan ESG Perusahaan untuk Dorong Daya Saing
Andi menjelaskan, secara umum ABM telah berhasil mengatasi berbagai rintangan yang timbul akibat ketidakpastian akibat pandemi yang terjadi selama 2020.
Perseroan mengandalkan landasan kokoh yang selama ini telah dibangun dalam wujud etos kerja dan kompetensi sumber daya manusia, keluwesan organisasi, dan teknologi digital yang diadopsi.
Baca juga: Asuransi Reliance Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 36,74 Miliar
Seiring dengan pulihnya perekonomian global, ABM optimis ke depannya tren di sektor pertambangan, khususnya batubara akan terus tumbuh positif.
Andi mengatakan, berbagai strategi telah dipersiapkan guna mendorong performa perseroan di 2021 ini, mulai dari meningkatkan sinergi dalam Grup ABM, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, hingga mengeskplorasi peluang menambah cadangan batu bara.
Baca juga: Kinerja Menurun, Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 2,6 Triliun di 2020
ABM sebagai perusahaan induk senantiasa mendorong optimalisasi peran dari masing-masing entitas anak usaha sehingga mampu meningkatkan efisiensi biaya operasional dan mencatatkan laba bagi Perseroan.
Perusahaan juga akan terus memperkuat rantai nilai dan ekosistem usaha batu bara Grup ABM, mulai dari proses penambangan sampai dengan proses perdagangan (mining to trading).
Guna meningkatkan sinergi dalam Grup ABM, ke depannya CK akan terus fokus untuk mendapatkan kontrak kerja baru jangka panjang (life of mine), Reswara melalui Mifa dan TIA akan memperluas pangsa pasar, baik domestik maupun ekspor.
CKB sebagai operator PLB, telah memegang lisensi dari pemerintah dan Sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) dari World Customs Organization.
SSB akan mendukung perseroan dalam bidang industri jasa konstruksi, rekayasa, jasa penunjang pertambangan serta alat angkut pertambangan.
“Kami optimistis, sejumlah kebijakan strategis yang telah kami siapkan dapat menjawab tantangan yang ada di tahun ini, baik secara global, maupun nasional dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Andi.