Transaksi Masih 'Receh', Kripto Dianggap Bukan Ancaman Pasar Saham
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menyebutkan, cryptocurrency atau mata uang kripto bukan ancaman terhadap pasar saham.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menyebutkan, cryptocurrency atau mata uang kripto bukan ancaman terhadap pasar saham.
Sebab, rata-rata nilai transaksi harian kripto masih kecil atau 'receh' di kisaran Rp 1,5 trilun, jauh dibanding pasar saham sekira Rp 9 triliun.
Namun, menurutnya kripto bisa jadi ancaman kalau memang ini bisa berkembang menjadi aset yang bisa digunakan sehari-hari.
Baca juga: Mata Uang Kripto Makin Ramai, Kali Ini Giliran Dogecoin yang Siap Melawan Dominasi Bitcoin
"Lalu, memang dibeli atau dipergunakan oleh banyak orang di dunia," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Rabu (12/5/2021).
Sementara, kalau sekarang, orang dinilainya masih takut untuk membeli dan menyimpan kripto dalam waktu lama karena memang hanya sebatas komoditas.
Baca juga: Apa itu Bitcoin? Mata Uang Digital yang Bisa Digunakan untuk Beli Mobil Tesla
"Komoditas yang hanya digunakan sebagai instrumen spekulasi," kata Ariston.
Adapun, dia menambahkan, semua investasi, tidak hanya kripto, pasti ada risikonya, sehingga tidak ada jaminan pasti untung.
"Jadi, jangan terbuai oleh keuntungan semata, risiko investasi selalu ada di depan mata. Dana investasi tidak dari utang atau diambil dari porsi untuk kebutuhan sehari-hari," pungkas Ariston.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.