Mendag: Surplus Neraca Perdagangan April Dikontribusi Pertumbuhan Ekspor dan Terkendalinya Impor
Surplus pada April 2021 disumbang surplus neraca nonmigas sebesar 3,26 miliar dolar AS dan defisit neraca migas 1,07 miliar dolar AS.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2021 surplus sebesar 2,19 miliar dolar AS.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, surplus pada April 2021 disumbang surplus neraca nonmigas sebesar 3,26 miliar dolar AS dan defisit neraca migas 1,07 miliar dolar AS.
“Pada April 2021, Indonesia juga mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, antara lain Amerika Serikat sebesar 1,22 miliar dolar AS, Filipina 0,55 miliar dolar AS dan India 0,44 miliar dolar AS,” kata Lutfi, Selasa (25/5/2021)
Baca juga: Pelaku Industri Sawit Minta Pungutan Ekspor Tidak Direvisi, Ini Alasannya
Menurutnya, terjaganya pertumbuhan ekspor dan terkendalinya pergerakan impor pada periode pemulihan ekonomi pasca Covid 19 ini, melatarbelakangi surplus perdagangan Indonesia pada April 2021.
Baca juga: Badan Pusat Statistik: Ekspor Pertanian Tumbuh Positif Sebesar 18,98 Persen YonY
"Capaian kinerja ekspor yang sangat baik di masa pemulihan ekonomi ini dapat diartikan, Indonesia mampu memanfaatkan peluang yang ada pada saat dunia sedang bergerak menuju pemulihan ekonomi," paparnya.
Baca juga: Ekonom INDEF: Impor Pangan Makin Parah Sejak Krisis 1998
"Saat ini, manufaktur Indonesia berada pada periode ekspansif. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) Manufaktur dari IHS Markit pada April 2021 tercatat sebesar 54,6, naik dari 53,2 di Maret dan mencatat rekor baru selama dua bulan berturut-turut,” sambungnya.
Lebih lanjut Lutfi mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini berada pada fase fase goldilocks yaitu pertumbuhan ekonomi ideal, tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat.
Hal ini ditopang faktor eksternal, berupa kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara.
“Pada April 2021 kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa telah kembali pulih ke level sebelum pandemi."
Tanda penguatan kinerja ekspor juga terus terlihat di kawasan Asia, di antaranya Asia Timur
sebesar 6,17 persen (MoM) dan Asia Tenggara sebesar 3,91 persen (MoM), kondisi ini menunjukkan bahwa potensi perdagangan di kawasan Asia masih sangat besar,” paparnya.