27 tahun PPLI Berkiprah, Raih 21 Penghargaan mulai dari CSR Award Hingga Zero Accident
Hadir sejak tahun 1994, PPLI terus menguatkan eksistensi dan kemampuannya dalam menangani limbah-limbah industri secara profesional
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di bumi nusantara menjadi harapan bagi terjaganya kelestarian negeri yang terdiri ribuan pulau indah dan lautnya yang luas.
Sayangnya laut dan daratan kita seringkali dipenuhi sampah dan limbah industri yang dibuang sembarangan tanpa memikirkan dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Salah satu contoh ada 86 perusahaan yang membuang limbah industrinya ke sungai Citarum. Sangat membahayakan bukan saja bagi ekosistem di sekitar daerah aliran sungai, tapi juga terhadap manusia yang memanfaatkan air sungai tersebut.
Untuk itulah PPLI hadir agar tak ada lagi perusakan lingkungan yang bersumber dari limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), terutama dari kalangan industri di tanah air. Sejak 1994, PPLI terus menguatkan eksistensi dan kemampuannya menangani secara profesional limbah-limbah beracun dan berbahaya tersebut.
Setidaknya 300 ton limbah industri setiap harinya mampu diolah oleh perusahaan yang 95 persen sahamnya dikuasai DOWA Eco-System Co. Ltd. dari Jepang dan 5 persennya dikuasai Pemerintah Indonesia.
Saat ini PPLI berpusat di Klapanunggal, Bogor Jawa barat diatas lahan lebih dari 63 hektar. PPLI memiliki sejumlah depo di daerah-daerah strategis guna memudahkan pengumpulan limbah industri yang dikirimkan, di antaranya di Riau, Palembang, Batam, Cibitung, Banten, Sidoarjo Jawa timur, Lamongan Jawa Timur, dan Balikpapan Kalimantan Timur.
Hampir tiga dekade PPLI beroperasi, telah ribuan perusahaan pelanggan mempercayakan limbahnya dikelola secara benar sesuai dengan peraturan oleh perusahaan PMA tersebut.
Mulai dari industri minyak dan gas, pertambangan, pulp dan kertas, tekstil, plastik, kimia, mesin, logam, otomotif, elektronik, makanan dan minuman, industri kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan serta perhotelan.
Sejumlah klien PPLI seperti Pertamina, Cevron, Unilever hingga rumah sakit memberikan apresiasinya atas kinerja PPLI dalam mengelola limbah yang mereka 'titipkan'.
Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, E.R.A Kustomi mengapreasiasi pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PPLI.
"Seluruh limbah medis yang dihasilkan sebagian di musnahkan dengan incenerator yang dimiliki rumah sakit, namun sebagian lagi di serahkan ke PPLI untuk dimusnahkan. Bahkan abu sisa pembakaran limbah medis yang dihasilkan dari incenerator kita kirim juga ke PPLI," ungkap pria yang akrab disapa Tomi tersebut.
Hal senada juga disampaikan pihak rumah sakit Azra Bogor, Hilda. "PPLI memang merupakan rekomendasi kementerian lingkungan hidup. Sudah lebih dari 5 tahun kita kirimkan limbah medis ke sana. Saya melihat langsung bagaimana kinerjanya," ujar wanita berhijab ini.
Dari PT Chevron Pacific Indonesia, Manager Operasi dan Lingkungan Hidup, Jannus menilai PPLI memiliki kredibilitas yang baik untuk mengelola limbah B3. "Komitmen compliance (kepatuhan dan ketaatan) benar-benar dipegang kuat. Reporting sebagai salah satu yang di syaratkan Chevron juga dilakukan dengan baik," ungkap Jannus.
Diakui pihaknya sudah membandingkan dengan beberapa kompetitor PPLI dalam pengelolaan limbah B3. "PPLI masih yang terbaik. Kami sudah sejak 2012 mempercayakan pengelolaan limbah B3 nya kepada PPLI dan tidak beralih ke perusahaan limbah lainnya. Rata-rata 33 kontainer kita kirimkan limbah setiap bulannya," imbuhnya.