KKP: Bisnis Olahan Ikan Jadi Peluang di Masa Pandemi
kegiatan wirasauaha pengolahan hasil kelautan dan perikanan dapat menjadi peluang bisnis menjanjikan di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Artati Widiarti mengatakan kegiatan wirasauaha pengolahan hasil kelautan dan perikanan dapat menjadi peluang bisnis menjanjikan di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah berkomitmen membantu masyarakat untuk mengubah tantangan menjadi peluang.
"Kita menyiapkan kegiatan ini untuk mengajak masyarakat mengubah tantangan di tengah Covid-19 menjadi peluang," jelas Artati, Senin (31/5/2021).
Baca juga: Lagi, KKP Ringkus Kapal Ikan Ilegal Berbendera Filipina di Perairan Sulawesi
Dia berharap, melalui kegiatan penumbuhan wirausaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit ekonomi yang tengah lesu.
"Sektor kelautan dan perikanan masih terbuka, apalagi kita negara maritim. Jadi disitulah banyak peluang yang bisa dioptimalkan," tuturnya.
Baca juga: KKP Gelar Pelatihan Tingkatkan Produksi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar
Wirausahawan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan Heri Wijaya mengaku tertarik untuk mengikuti program itu dan mendaftar untuk dapat bersaing menjadi binaan Ditjen PDSPKP.
Kini, kapasitas produksi usaha Heri mencapai 15 kg ikan untuk pengolahan bakso ikan dan dimsum per pekan.
Selain itu, dia juga memproduksi 10 kg otak-otak Bandeng dan 14 kg ayam untuk pengolahan Chicken Katsu dan produk olahan tersebut juga ditambahkan untuk pesanan rice box dan nasi bento.
Dengan harga jual bakso ikan Rp30.000/pack, otak-otak Bandeng Rp25.000-45.000/ekor, dimsum Rp30.000/pack, Chicken Katsu Rp45.000/pack, dan ricebox/nasi bento Rp20.000/pack dia membukukan omzet Rp2.350.000 per pekan.
"Omzet ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar," jelas Heri.