Hari Pancasila, Unilever Dorong Kemajemukan dan Semangat Inklusi di Indonesia
Unilever siap berbagi peran bersama pemerintah dalam mendukung pencapaian nilai-nilai Pancasila yang senafas dengan Unilever Compass.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tahunnya harus mampu mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Gotong royong atau berbagi peran adalah cara terbaik bagi para pemangku kepentingan untuk terus menghidupkan nilai-nilai Pancasila, seperti misalnya merayakan inklusivitas dengan semangat toleransi.
Dunia usaha saat ini juga memainkan peran dalam upaya bersama merawat nilai-nilai kebangsaan, dengan menghidupkan nilai-nilai inklusif pada perusahaan serta komunitasnya. Seperti dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever), perusahaan inimenunjuk Hernie Raharja, Director of Foods and Refreshments, sebagai pemimpin dari Dewan Kesetaraan, Keberagaman, dan Inklusi (Equality, Diversity, and Inclusion Board—ED & I Board).
Dia diberi tanggung jawab menjalankan misi tiga pilar yakni Kesetaraan Gender, Kesetaraan untuk Penyandang Disabilitas, dan Penghapusan diskriminasi dan Stigma.
Dia mengatakan, Hari Lahir Pancasila menjadi pengingat bahwa kemajemukan Indonesia dijalin menjadi satu oleh dasar negara yang secara holistic merangkum pandangan, ideologi, dan falsafah hidup bangsa ini.
Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Gotong Royong, Unilever Jadi Penerima Pertama Tahap 1
"Sejak mulai beroperasi di Indonesia 87 tahun yang lalu kami sepenuhnya sadar bahwa semua pihak, termasuk Unilever Indonesia, memiliki peran dalam membangun masyarakat yang toleran dan inklusif,” kata Hernie.
Baca juga: Kuartal I 2021, Emiten FMCG Unilever Bukukan Laba Rp 1,7 Triliun
Rangkaian komitmen ini menjadi panduan upaya jangka panjang Unilever Indonesia dan semua portofolio mereknya dalam memainkan peran mewujudkan masyarakat yang toleran dan inklusif.
Dia mengatakan, Unilever juga mengedepankan nilai kearifan lokal dalam mengejawantahkan setiap misi di tanah air.
Dalam pidato menyambut Hari Lahir Pancasila, Presiden Joko Widodo menyoroti globalisasi dan interaksi antar belahan dunia tidak serta-merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan.
Presiden menegaskan perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa dan diperlukan cara-cara baru yang luar biasa dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama revolusi industri 4.0.
“Saya mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu-padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia maju yang kita cita-citakan,” ungkap Presiden.
Senada dengan ajakan tersebut Hernie mengatakan, perusahaannya siap berbagi peran bersama pemerintah dalam mendukung pencapaian nilai-nilai Pancasila yang senafas dengan Unilever Compass sebagai landasan visional perusahaan.
Beberapa parameter pencapaian telah ditetapkan yakni program pelatihan komprehensif Bystander Intervention (Intervensi Pelecehan) untuk 4.000 perempuan garis depan operasional perusahaan, akses ramah disabilitas di seluruh fasilitas operasional seperti kantor/pabrik, keragaman talenta pada materi promosi, serta penambahan inisiatif di dalam perusahaan untuk terus meningkatkan nilai toleransi dan menghapuskan diskriminasi.
Dia mengatakan, pengejawantahan strategi dan komitmen Compass tersebut selalu mengikuti kebutuhan masyarakat di negara tempat Unilever beroperasi, termasuk di Indonesia.