Kemenparekraf dan Harian Kompas Kolaborasi Gelar 'Sound of Borobudur'
Kemenparekraf menggandeng Harian Kompas dalam menggelar kegiatan besar Internasional Lima Destinasi Super Prioritas
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng Harian Kompas dalam menggelar kegiatan besar Internasional Lima Destinasi Super Prioritas dengan tema Sound of Borobudur yang dihelat Juni-November 2021.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan Candi Borobudur adalah sumber pengetahuan yang satu di antaranya musik.
"Musik merupakan bahasa universal yang menggali nilai-nilai di dalam Candi Borobudur. Dengan musik pula kita mendorong pariwisata berbasis budaya sebagai upaya pelestarian warisan yang berkelanjutan," ucap Rizki dalam konferensi pers pre-event Sound of Borobudur, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Bangga Buatan Indonesia: Citilink Gandeng UMKM Lokal di Acara Hidup Sehat Series Borobudur
Menurut Rizki, kegiatan ini akan diisi oleh musisi dalam negeri dan 10 negara di Asia untuk berkolaborasi membunyikan alat-alat musik yang ada di Candi Borobudur, pameran, hingga mini exhibition dari UMKM di kawasan candi.
"Diharapkan rangkaian acara ini bisa membangkitkan kembali mempromosikan daya tarik pariwisata yang ada di kawasan Candi Borobudur," tuturnya lagi.
Baca juga: Peradi dan Kompas.id Jalin Kerjasama Bantu Pembaca Konsultasi Masalah Hukum
Rizki menekankan Kemenparekraf ingin memberikan rasa percaya diri kepada pelaku wisata dan membangkitkan kembali kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE, khususnya di lima destinasi (Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo).
Pemusik Purwacaraka menegaskan bahwa Candi Borobudur mempunyai 226 relief alat musik jenis Aerophone (tiup), Cordophone (petik), Idiophone (pukul), Membranophone(membran), dan 45 relief ensambel.
Baca juga: Survei Capres Litbang Kompas, Qodari: Imajinasi Kepemimpinan Nasional Tetap Jokowi dan Prabowo
"Sekarang waktunya semua sadar aset-aset ini dapat dipertahankan dan dikembangkan melalui kajian sejarah, antropologi, seni tradisi, sosial budaya hingga tentunya dari aspek pariwisata harus bisa bersinergi. Sudah saatnya juga fakta peradaban ini dikenalkan ke dalam dunia pendidikan sebagai suatu aset bangsa," tuturnya.
Dia menilai melalui alat musik yang dimainkan bersama secara otomatis menumbuhkan rasa toleransi antar suku bahkan antar agama karena bagaimanapun Borobudur adalah mahakarya peradaban nusantara.
"Waktunya kita mengubah cara pandang terhadap Candi Borobudur, dan sudah waktunya juga kita mengubah cara perilaku pengunjung Candi Borobudur dari hanya sekadar selfie menjadi sebuah perilaku yang lebih maju bagaimana kita mamaknai pariwisata candi," tukas Purwacaraka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.