Menteri Teten Dukung Inovasi Koperasi dan UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif
Menurut Teten Masduki, pemerintah saat ini sudah menyiapkan ekosistem dan berbagai perizinan pun sudah lebih mudah melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi inovasi yang dilakukan Kabupaten Klungkung dalam mengembangkan koperasi dan UMKM berbasis ekonomi kreatif.
"Sekarang kita bangun koperasi modern. Maksudnya adalah koperasi bisa menjadi agen untuk mengkonsolidasi dan mengagregasi usaha-usaha mikro,” kata Teten dalam keterangannya, Selasa (8/6/2021).
Menurut Teten, pemerintah saat ini sudah menyiapkan ekosistem dan berbagai perizinan pun sudah lebih mudah melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
"Kemudian, tahun ini pembiayaan usaha rakyat sudah kita naikan menjadi Rp 253 triliun dengan bunga 3 persen sampai akhir tahun. Kemudian dari market demandnya juga sudah kita bangun," kata Teten.
Baca juga: 30 Juta UMKM Nasional Belum Tersentuh Bantuan Pembiayaan Formal
"Akses pasarnya, di mana 40 persen belanja pemerintah sekarang harus menyerap produk UMKM dengan nilai sekitar Rp 460 triliun per tahun. Begitu juga pasar digital BUMN,” paparnya.
Baca juga: LPS : BPR-BPRS Berikan Manfaat Pembiayaan ke UMKM
Teten mengatakan, UMKM sekarang harus terintegrasi dengan industri, sehingga apa yang dilakukan Bupati Klungkung sudah tepat karena kerja sama dengan anak-anak muda yang melakukan bisnis berbasis ekonomi kreatif.
Kabupaten Klungkung memiliki berbagai macam produk lokal unggulan, di antaranya yaitu Kain Tenun Rangrang, Kain Endek, logam, gong Bali berasal dari Desa Wisata Desa Tihingan, Kain Tenun Songket, wayang klasik, garam beryodium (Uyah Kusamba) dan beras lokal.
Dalam penjualan beras lokal, inovasi yang dilakukan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yaitu program Bima Juara atau Beli Mahal, Jual Murah yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) akan membeli gabah lebih mahal dari patokan pemerintah, kemudian KUD akan menjualnya kembali dengan harga yang murah.
“Jadi inflasi daerah bisa benar-benar kita atur di sini, sehingga dari saat kita mengembangkan konsep ini, di Klungkung harga beras tidak pernah naik turun, stabil sekali,” kata Suwirta.
Pemerintah Kabupaten Klungkung juga membuat program yang bernama entrepreneur masuk desa dan masih dilakukan secara parsial. Inovasi yang dicetuskan lainnya yaitu Rumah Keong.
“Ini kami bekerja sama dengan pemerintah Kanada. Rumah Keong ini merupakan rumput laut, mangga, kelapa dan singkong. Ini sedang kami buat produknya dan siap untuk di launching. Tentu kami sangat membutuhkan bantuan dan dukungan untuk memasarkan produk ini nantinya,” paparnya.