Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Profil Keuangan PGN Dinilai Tetap Solid di Tengah Pandemi

PGN dinilai memiliki kekuatan finansial yang tetap kokoh di tengah kondisi ekonomi yang masih sangat menantang akibat pandemi

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Profil Keuangan PGN Dinilai Tetap Solid di Tengah Pandemi
dok. PGN
Selama periode Januari–September 2020, PGN berhasil menyalurkan gas bumi dengan volume distribusi sebesar 812 BBTUD, volume transmisi sebesar 1.276 MMSCfD, lifting minyak dan gas sebesar 5.260 MBOE, transportasi minyak sebesar 2.780 MBOE, pemrosesan LPG sebesar 34.206 TON, dan regasifikasi sebesar 93 BBTUD. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dinilai memiliki kekuatan finansial yang tetap kokoh di tengah kondisi ekonomi yang masih sangat menantang akibat pandemi Covid-19.

Itu tercermin dari peringkat utang perseroan yang semakin positif berdasarkan laporan Moody's Investors Service.

"Konfirmasi tersebut mencerminkan profil keuangan PGN yang solid dan likuiditas yang kuat, yang seharusnya mampu menyerap dampak dari penurunan permintaan gas akibat pandemi dan penurunan margin distribusi," kata Vice President and Senior Credit Officer Moody's Abhishek Tyagi, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Tekan Biaya Konstruksi, PGN Penuhi Pasokan Pipa PE dari PGAS Solution

Menurutnya, peringkat status PGN prospek stabil dan peringkat utang senior tanpa jaminan Baa2.

Sementara Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menilai level peringkat Moody's untuk PGN yang tetap dipertahankan di level Baa2, menunjukkan perseroan mampu mempertahankan posisi keuangan dan likuiditas yang baik.

Dia memandang meski demikian pandemi telah berdampak sangat berat terhadap ekonomi Indonesia, termasuk pada konsumen gas yang menjadi pasar PGN.

Baca juga: PGN dan Rekind Kerja Sama Pemanfaatan Gas Untuk Commissioning Proyek Jambaran-Tiung Biru

Berita Rekomendasi

"Pada Juni 2020, Moody’s juga memberikan rating yang sama, Baa2. Artinya PGN mampu menjaga performanya di tengah tekanan ekonomi yang kuat dan realisasi penurunan harga gas menjadi 6 dolar AS per mmbtu yang memangkas margin perseroan," ujar Marolop.

Marolop mengatakan, harga gas 6 dolar AS menjadi salah satu tantangan utama PGN saat ini.

Pasalnya tujuh kelompok industri yang mendapat previlege harga dari pemerintah itu mengkonsumsi 60 - 70 persen dari total penjualan gas PGN.

Itu sebabnya, lanjut Marolop, jika program subsidi harga itu tidak optimal, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi.

"Dengan program harga 6 dolar AS per mmbtu mestinya tujuh sektor itu bisa memberi dampak ekonomi yang lebih besar. Ditengah pandemi saat ini pemerintah butuh lapangan kerja, pajak dan motor pertumbuhan ekonomi dari tujuh sektor penerima subsidi gas itu," kata Marolop.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga kuartal I-2021 PGN mencatatkan laba bersih sebesar 61,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp 870 miliar.

Angka ini naik dari periode yang sama tahun lalu 47,7 juta dolar AS.

Adapun pendapatan PGN tercatat sebesar 733,15 juta dolar AS dan EBITDA sebesar 191,24 juta dolar AS.

Sejak Januari hingga Maret 2021, rata-rata penjualan gas bumi PGN sebesar 916 BBTUD atau naik sebanyak 7,86 persen di atas target triwulan I 2021.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas