Profil Keuangan PGN Dinilai Tetap Solid di Tengah Pandemi
PGN dinilai memiliki kekuatan finansial yang tetap kokoh di tengah kondisi ekonomi yang masih sangat menantang akibat pandemi
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
![Profil Keuangan PGN Dinilai Tetap Solid di Tengah Pandemi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pgn-capaian-januari-hingga-september.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dinilai memiliki kekuatan finansial yang tetap kokoh di tengah kondisi ekonomi yang masih sangat menantang akibat pandemi Covid-19.
Itu tercermin dari peringkat utang perseroan yang semakin positif berdasarkan laporan Moody's Investors Service.
"Konfirmasi tersebut mencerminkan profil keuangan PGN yang solid dan likuiditas yang kuat, yang seharusnya mampu menyerap dampak dari penurunan permintaan gas akibat pandemi dan penurunan margin distribusi," kata Vice President and Senior Credit Officer Moody's Abhishek Tyagi, Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Tekan Biaya Konstruksi, PGN Penuhi Pasokan Pipa PE dari PGAS Solution
Menurutnya, peringkat status PGN prospek stabil dan peringkat utang senior tanpa jaminan Baa2.
Sementara Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menilai level peringkat Moody's untuk PGN yang tetap dipertahankan di level Baa2, menunjukkan perseroan mampu mempertahankan posisi keuangan dan likuiditas yang baik.
Dia memandang meski demikian pandemi telah berdampak sangat berat terhadap ekonomi Indonesia, termasuk pada konsumen gas yang menjadi pasar PGN.
Baca juga: PGN dan Rekind Kerja Sama Pemanfaatan Gas Untuk Commissioning Proyek Jambaran-Tiung Biru
"Pada Juni 2020, Moody’s juga memberikan rating yang sama, Baa2. Artinya PGN mampu menjaga performanya di tengah tekanan ekonomi yang kuat dan realisasi penurunan harga gas menjadi 6 dolar AS per mmbtu yang memangkas margin perseroan," ujar Marolop.
Marolop mengatakan, harga gas 6 dolar AS menjadi salah satu tantangan utama PGN saat ini.
Pasalnya tujuh kelompok industri yang mendapat previlege harga dari pemerintah itu mengkonsumsi 60 - 70 persen dari total penjualan gas PGN.
Itu sebabnya, lanjut Marolop, jika program subsidi harga itu tidak optimal, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi.
"Dengan program harga 6 dolar AS per mmbtu mestinya tujuh sektor itu bisa memberi dampak ekonomi yang lebih besar. Ditengah pandemi saat ini pemerintah butuh lapangan kerja, pajak dan motor pertumbuhan ekonomi dari tujuh sektor penerima subsidi gas itu," kata Marolop.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga kuartal I-2021 PGN mencatatkan laba bersih sebesar 61,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp 870 miliar.
Angka ini naik dari periode yang sama tahun lalu 47,7 juta dolar AS.
Adapun pendapatan PGN tercatat sebesar 733,15 juta dolar AS dan EBITDA sebesar 191,24 juta dolar AS.
Sejak Januari hingga Maret 2021, rata-rata penjualan gas bumi PGN sebesar 916 BBTUD atau naik sebanyak 7,86 persen di atas target triwulan I 2021.