Rencana Perusahaan AS Lakukan PHK Capai Level Terendah Sejak 21 Tahun
Pengamat pasar modal Hans Kwee mengatakan, hal ini karena perusahaan di AS mempertahankan pekerja mereka di tengah
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Laporan dari Challenger, Gray & Christmas menunjukkan pemutusan hubungan kerja atau PHK yang direncanakan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) turun 88 persen dari 2020 hingga mencapai level terendah 21 tahun terakhir pada Juni 2021.
Pengamat pasar modal Hans Kwee mengatakan, hal ini karena perusahaan di AS mempertahankan pekerja mereka di tengah kekurangan tenaga kerja.
"Data tenaga kerja AS masih menjadi salah satu fokus utama perhatian pelaku pasar keuangan selain inflasi. Kedua data ini bisa merubah kebijakan moneter The Fed ke depannya," ujarnya, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Cegah PHK, Pimpinan DPR Minta Pemerintah Tak Menambah Beban Pelaku Usaha
Hans menjelaskan, klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS juga turun 51.000 menjadi 364.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 26 Juni 2021, merupakan level terendah sejak pandemi Covid-19.
Sementara, Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan data nonfarm payrolls mengalami kenaikan sebanyak 850.000 lapangan kerja di periode Juni, lebih besar dari perkiraan.
Survey ekonom yang dilakukan Reuters memperkirakan kenaikan 683.000 pekerjaan di Juni atau mengalami kenaikan dari 559.000 pada Mei 2021.
Baca juga: KSPI Minta Pemerintah Jamin PPKM Darurat Tidak Timbulkan Ledakan PHK
Tetapi, kata Hans, angka tersebut secara total sebanyak 6,8 juta di bawah posisi puncaknya yang terjadi pada Februari 2020.
Meskipun data nonfarm payrolls membaik, tetapi tingkat pengangguran naik menjadi 5,9 persen dari 5,8 persen pada bulan sebelumnya.
Baca juga: Kemnaker Siapkan Pelatihan Vokasi di BLK Bagi Korban PHK Giant
"Padahal pelaku pasar memperkirakan tingkat pengangguran berada di level 5,7 persen versus 5,8 persen di bulan sebelumnya. Data yang lebih baik dari perkiraan adalah sinyal bahwa kekurangan tenaga kerja yang menggantung di ekonomi AS mulai mereda, tetapi tidak cukup untuk memaksa The Fed menaikkan suku bunga," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.