Indonesia Diyakini akan Kembali Naik Kelas Menjadi Negara Menengah ke Atas 1-2 Tahun ke Depan
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta yakin Indonesia akan kembali naik kelas menjadi negara dengan kategori penghasilan
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta yakin Indonesia akan kembali naik kelas menjadi negara dengan kategori penghasilan menengah ke atas atau upper middle income Country.
Hal itu disamapikan Arif menyusul turunnya status Indonesia dari upper middle income country menjadi lower middle income country atau negara dengan penghasilan menengah ke bawah berdasarkan penilaian Bank Dunia.
"Dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun kedepan kita akan segera kembali masuk ke kategori Upper Middle Income," kata dia kepada wartawan, Kamis, (8/7/2021).
Keyakinan status Indonesia akan kembali naik dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5-6 persen per tahun dengan laju penduduk 1,2 persen pertahun.
Meskipun nantinya Bank Dunia menaikan batas bawah negara berpenghasilan menengah ke atas dari US$4.046 menjadi US$4.096 per kapita, ia yakin Indonesia akan mampu masuk kedalam kategori tersebut.
"Meskipun ada peningkatan thresholds yang dilakukan World Bank yakni dari US$4.046 menjadi US$4.096," katanya.
Sebelumnya Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di semester pertama 2021 tetap positif di angka 3,1-3,3 persen. Meskipun pada kuartal pertama masih minus 0,7 persen, namun pertumbuhan ekonomi akan terkaselerasi di kuartal ke dua.
"Sehingga keseluruhan semester I itu pertumbuhannya di 3,1-3,3 persen. yakni kuartal I -0,7 dan kuartal II kita proyeksikan pertumbuhan ekonomi ada di sekitar 7 persen. Sehingga realisasi semester I di 3,1-3,3 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat kabinet paripurna, Senin, (5/7/2021).
Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III sangat tergantung pada kondisi pandemi Covid-19. Sri mengatakan apabila apabila Juli dan Agustus laju penyebaran dapat dikendalikan, dan sejumlah pembatasan kegiatan mulai dilonggarkan maka pertumbuhan ekonomi masih bisa di atas 4 persen, atau bahkan mendekati 5 persen.
"Namun apabila restriksinya cukup panjang karena Covidnya masih sangat tinggi maka pertumbuhan ekonomi untuk kuartal III bisa turun di sekitar 4 persen. Ini yang harus kita waspadai," katanya.
Oleh karena itu, Sri mengatakan bahwa program vaksinasi Covid-19 sangatlah penting untuk membentuk herd imunity. Tujuannya agar momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
"Imunitas yang bisa dimunculkan di masyarakat melalui vaksinasi menjadi syarat yang penting, dan juga pelaksanaan Prokes. Sehingga kondisi dari Covid-19 tetap bisa dikendalikan namun pemulihan ekonomi juga tetap bisa dipertahankan," pungkasnya.