Filosofi Motif Transenden, Inovasi Sarung Batik Melawan Pakem
Sarah Monica yang sedang menempuh studi di Pascasarjana Antropologi Universitas Indonesia menceritakan filosofi dari salah satu desainnya
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sarung Kanjeng, brand sarung batik dari Kota Pekalongan, berkolaborasi dengan menggandeng kreator-kreator untuk kolaborasi desain. Salah satunya adalah Sarah Monica.
Kolaborasi ini dilakukan dengan semangat melawan ‘pakem’. Dimana selama ini motif pakem menjadikan kain atau sarung batik identik sebagai produk tradisi.
Akan tetapi, demi mengangkat keistimewaannya sarung batik harus mampu merespons perkembangan tren desain.
Melalui wawacara telepon, Sarah Monica yang sedang menempuh studi di Pascasarjana Antropologi Universitas Indonesia menceritakan filosofi dari salah satu desain hasil kolaborasinya.
“Desain pertama hasil kolaborasi saya dengan Sarung Kanjeng adalah ‘Transenden’. Saya buat di pertengahan 2020 sebagai respons saya terhadap situasi pandemi Corona yang meluluhlantakkan semua segi kehidupan kita,” ujar Sarah, Jumat (9/7/2021).
Sebagaimana karya seni, sebuah desain atau motif batik merupakan hasil kontemplasi dari penciptanya dalam memaknai suatu pengalaman hidup tertentu.
Sarah Monica menuliskan renungannya yang menjadi kandungan filosofis dari karya ‘Transenden’ itu sendiri.
“Dibandingkan makhluk Tuhan lainnya manusia dianugerahi karunia akal, rasa, dan kehendak ketiganya harus berjalin dalam keseimbangan demi mencapai hakikat tertinggi sebagai manusia," kata dia.
Sarah menjelaskan transenden adalah kondisi seimbang antara akal-rasa-kehendak level ketenangan melalui penyerahan diri yang berupaya melampaui batasan-batasan manusiawi karena nafsu keinginan tak terkendali.
"Berniatlah dengan kemurnian melangkahlah dengan penuh kesadaran dan biarkan semesta mengajarkanmu ketundukan, itulah dirimu yang bertransenden," ungkapnya.
Sarah menegaskan melalui motif tersebut, dirinya ingin menyampaikan rencana Tuhan akan selalu berada di depan rencana manusia.
“Melalui motif Transenden, saya ingin menyampaikan bahwa apapun rencana manusia pada akhirnya semua akan tunduk pada rencana Tuhan. Ya contohnya wabah Corona ini,” tegas Sarah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.