Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lebih Cuan, Pembudidaya Perikanan Beralih ke Sistem Bioflok

embudidaya perikanan beralih ke sistem bioflok karena dinilai menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan metode konvensional.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Lebih Cuan, Pembudidaya Perikanan Beralih ke Sistem Bioflok
dok Kementerian Kelautan dan Perikanan
KKP memberi paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembudidaya perikanan beralih ke sistem bioflok karena dinilai menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan metode konvensional.

Itu lantaran sistem bioflok lebih irit dalam penggunaan air serta pakan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru Rahayu menyebut komoditas ikan air tawar seperti lele memiliki potensi keberlanjutan usaha yang tinggi dengan sistem bioflok.

Baca juga: KKP: Startup Budidaya Perikanan eFishery Berpeluang Jadi The Next Unicorn

KKP juga memberikan paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok yang diharapkan dapat menjadi salah satu pengungkit ekonomi masyarakat khususnya pembudidaya.

"Selain memastikan produksi terus berjalan, hasil produk perikanan yang dihasilkan menjadi sumber protein bergizi tinggi dengan harga terjangkau yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh khususnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang,” urai Tebe, sapaan dalam keterangan, Senin (12/7/2021).

Baca juga: KKP Dukung Startup eFishery Tingkatkan Produksi Komoditas Perikanan Bernilai Ekonomi Tinggi

Paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok menjadi salah satu inovasi teknologi yang diperkenalkan kepada masyarakat sebagai salah satu solusi menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan ke depan.

Berita Rekomendasi

Koperasi Serba Usaha (KSU) Central Lele merupakan salah satu penerima paket bantuan budidaya Ikan Lele sistem bioflok pada tahun 2020 dari Desa Panji Lor, Kabupaten Situbondo.

Ketua KSU Central Lele Ahmad Basri telah mulai menjalankan usaha budidaya Ikan Lele sejak tahun 2010 dan merasakan manfaat yang berlipat dari usaha budidaya ikan sistem bioflok yang kini ditekuninya.

“Budidaya Ikan Lele menggunakan sistem bioflok ini merupakan teknologi yang baru bagi anggota kelompok kami, sehingga wajar apabila timbul beberapa kendala pada siklus penebaran pertama seperti masalah kualitas air hingga pertumbuhan ikan yang lambat,” terang Basri.

Basri menyebutkan bahwa kelompoknya mendapatkan bantuan berupa 8 unit kolam bulat berdiameter 3 meter, 24 ribu ekor benih Ikan Lele, pakan dan obat ikan, sistem aerasi, serta sarana penunjang operasional lainnya.

Dari bantuan tersebut, total hasil panen perdana yang dihasilkan di KSU Central Lele mencapai 2 ton dengan nilai ekonomi yang diraup mencapai Rp26 juta.

“Setelah panen siklus pertama selesai, kami melanjutkan untuk usaha siklus kedua dengan menebar benih lele sebanyak 20 ribu ekor dan telah berhasil panen parsial pertama sebanyak 384 kg. Dari penebaran kedua ini kami menargetkan untuk dapat menghasilkan 1,8 ton Ikan Lele bernilai jual mencapai Rp29,7 juta dengan asumsi harga jual Rp16.500 per kg,” papar Basri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas