PGN Optimalkan Peran Gas Bumi dalam Transisi Energi
PGN mengotimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi, guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengoptimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi, guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, potensi kebutuhan gas bumi untuk Kawasan Industri (KI) dengan menggunakan pendekatan luasan lahan KI yaitu sebesar 390 BBTUD.
Baca juga: PGN Bersama Produsen Oksigen Medis Salurkan Bantuan Covid-19 di Jateng, DIY, dan Jakarta
Selain itu, kata Heru, terdapat potensi lainnya seiring rencana peningkatan kapasitas baja nasional, smelter dan gasifikasi pembangkit PLN yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.
"Di Jawa Tengah bagian Selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nanti sebagai anchor buyer. Kemudian di kawasan Timur Indonesia, program PGN untuk Listrik Nasional yaitu rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas, dari sisi value chain-nya, penggunaan gas akan jauh lebih murah daripada diesel," kata Heru, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: PGN Dorong Pemanfaatan Gas Bumi Wujudkan Energi Bersih dan Ramah Lingkungan
Menurutnya, proyek smelter memiliki potensi sampai dengan 80 BBTUD, dan proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM nomor 13 untuk pembangkit Tahap 1 memiliki potensi sampai dengan 76 BBTUD.
"Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi kawasan industri sekitarnya," ucapnya.
Sebelumnya, PGN akan menyediakan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya di Kawasan Industri Kendal dengan kebutuhan gas sekitar 37 BBTUD, dan KIT Batang sekitar 10 BBTUD.
“Nanti akan ada kawasan industri di Cilacap. Kita ingin adanya sinergi utilisasi infrastruktur, selain untuk ke Kilang namun juga akan kita gunakan untuk kawasan industri maupun masyarakat khususnya di Jawa Bagian Selatan,” papar Heru.