Pasar Modal Syariah Masih Lambat, Wapres Usulkan Perluas Pasar Agar Lebih Inklusif
Wapres menilai ada dua tantangan utama yang akan dihadapi dalam upaya perluasan pasar modal syariah saat ini.
Penulis: Reza Deni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti soal pasar modal syariah sebagai salah satu instrumen keuangan syariah yang masih mengalami perlambatan dalam kinerjanya.
Menurutnya, ke depan harus ada perluasan pasar yang lebih inklusif dan berkesinambungan untuk memajukan kinerja pasar modal syariah.
Wapres mengatakan, sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi Covid-19, kinerja pasar modal syariah ikut mengalami pelambatan, khususnya kinerja saham syariah dan reksadana syariah.
"Menghadapi situasi ini diperlukan suatu inovasi bersama yang dapat berperan sebagai katalisator perluasan market yang lebih inklusif dan berkesinambungan,” ujar Wapres Ma’ruf Amin di acara International Conference “The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward” yang diselenggarakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kamis (15/7/2021).
Wapres memaparkan, perluasan pasar modal syariah menjadi penting sebab hal ini merupakan faktor pendorong yang penting bagi pertumbuhan ekonomi secara makro.
Baca juga: Ekonom: Performa Bank Syariah Tetap Positif Selama Pandemi
“Keberadaan pasar modal syariah memiliki peran penting sebagai sumber pendanaan dan juga investasi bagi masyarakat,” katanya.
Baca juga: Bank Aladin Ramaikan Bisnis Perbankan Syariah, Terapkan Strategi Omnichannel
Wapres menilai ada dua tantangan utama yang akan dihadapi dalam upaya perluasan pasar modal syariah saat ini.
Kedua tantangan tersebut diantaranya peningkatan literasi terhadap masyarakat dan korporasi serta sosialisasi kepada generasi milenial sebagai generasi potensial yang sedang berada dalam masa produktif.
Baca juga: Wapres Soroti Rendahnya Tingkat Literasi Masyarakat soal Ekonomi dan Keuangan Syariah
Literasi ini, tambah Wapres, sejalan dengan Roadmap Pasar Modal Syariah Tahun 2020-2024 yang menitik beratkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam roadmap tersebut, dijelaskan bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia dilakukan melalui peningkatan literasi dan inklusi masyarakat tentang pasar modal syariah serta peningkatan kompetensi aspek syariah para pelaku pasar.
“Semoga melalui konferensi ini akan lahir ide-ide baru yang lebih konstruktif dan inovatif dalam upaya pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia, khususnya pasar modal Syariah,” pungkas Wapres.
Di kesempatan yang sama Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo, menyampaikan bahwa sektor keuangan syariah merupakan potensi yang besar dalam membantu pemulihan ekonomi terdampak pandemi Covid-19 secara global dan di Indonesia pada khususnya.
Oleh karena itu, ia meyakini bahwa dengan semakin tingginya permintaan masyarakat akan instrumen keuangan syariah, maka dalam jangka panjang keuangan syariah akan menjadi faktor pendorong bangkitnya ekonomi global dan nasional.
“Pandemi Covid-19 tidak diragukan lagi merupakan tantangan besar bagi negara-negara dan perekonomian. Namun dengan kolaborasi, khususnya di sektor keuangan syariah, kita akan dapat mengatasi dan muncul lebih kuat dari krisis ini,” kata Ventje.
Hadir secara virtual dalam konferensi internasional ini Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansury, serta para narasumber di antaranya Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil OJK Djustini Septiana, Director Wholesale Banking CIMB Malaysia Ayaz Ismail, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi, dan Director Head of Sharia Unit PT. Eastspring Investments Indonesia Rian Wisnu Murti.
Sementara Wapres didampingi oleh Staf Khusus Wapres, Bambang Widianto.