Inggris Tawarkan Skema Perdagangan Baru Kepada Indonesia Pasca Brexit
Inggris menawarkan skema baru kemitraan untuk meningkatkan perdagangan dengan Indonesia
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Inggris menawarkan skema baru untuk meningkatkan perdagangan dengan Indonesia dengan meluncurkan konsultasi terkait aturan perdagangan baru.
Pasca-Brexit Inggris mengambil pendekatan yang lebih ambisius, toleran dan pro-pertumbuhan untuk berbisnis dengan negara-negara berkembang yang disebut Skema Perdagangan Negara Berkembang Inggris (DCTS).
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan skema DCTS yang diusulkan ini menandakan keinginan Inggris untuk mempromosikan perdagangan bebas dan adil secara global.
“Dalam Tinjauan Terpadu yang menjelaskan kebijakan luar negeri termasuk keamanan, pertahanan, dan pembangunan, Inggris menegaskan kembali komitmennya terhadap kawasan Indo-Pasifik sebagai mesin ekonomi global dan pusat budaya global dan Indonesia adalah jantung dari visi tersebut,” kata Fenn, Selasa (22/7/2021).
Baca juga: Buntut Brexit, Bea Cukai Belanda Sita Bekal Sandwich hingga Sereal dari Pengemudi Inggris
Fenn melanjutkan skema baru Perdagangan Inggris dengan Negara-Negara Berkembang yang diusulkan bertujuan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan di seluruh dunia.
Baca juga: Produksi Meningkat, Ekspor Porang RI Tembus 14,8 Ribu Ton di Semester I-2021
Inggris saat ini mengoperasikan skema yang digulirkan dari Uni Eropa.
Namun sebagai negara perdagangan independen, Inggris sekarang dapat mengambil pendekatan pro-pertumbuhan yang lebih sederhana dan lebih toleran untuk berbisnis dengan negara-negara berkembang.
Baca juga: Ekspor Pertanian Naik 33,04 Persen di Bulan Juni 2021, Kementan: Program Kami On The Right Track
Skema baru dari Inggris yang diusulkan berarti akan ada lebih banyak peluang dan lebih sedikit birokrasi bagi negara-negara berkembang, misalnya dengan menyederhanakan persyaratan aturan asal barang atau mengurangi tarif impor.
“Contohnya, penurunan tarif untuk berbagai produk seperti beras dari Pakistan dan sepatu olahraga dari Nigeria,” ujarnya.
Perdagangan bilateral antara Inggris dan Indonesia mencapai £3 miliar, dan investasi ke Indonesia dari Inggris adalah £7,1 miliar pada tahun 2019 .
Ini menjadikan Inggris investor Eropa terbesar kedua di Indonesia dan hal ini telah menciptakan 1 juta lapangan kerja di Indonesia.
Lebih lanjut Fenn mengatakan bahwa Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-52 Inggris, setidaknya menempati ranking 30 lebih rendah dari yang seharusnya bisa dicapai.
Menurutnya meningkatkan perdagangan adalah sebuah kesempatan yang menguntungkan kedua negara.
“Dengan ambisi itu, kami telah membentuk Komite Gabungan Ekonomi dan Perdagangan dengan Pemerintah Indonesia, untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat kami ambil untuk meningkatkan perdagangan,” jelas Fenn.