Menteri BUMN: Himbara Siapkan 8 Klaster Kredit Usaha Rakyat
KUR bulan Januari sampai dengan 25 Juni secara keseluruhan meningkat sebesar Rp 143,14 T atau 56,58 persen dari target tahun 2021 yaitu Rp 253 T
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa lebih dari 92 persen penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilakukan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pihaknya siap untuk terus menyalurkan KUR kepada masyarakat yang realisasinya meningkat pada semester 1 2021.
Untuk diketahui target KUR yang disalurkan pada 2021 yakni Rp253 triliun.
"Tentu ini sesuai penugasan yang kami terima, dan sebagai catatan kami juga bahwa BRI, Mandiri, BNI untuk mendukung program KUR ini," kata Erick usai rapat terbatas KUR dengan Presiden Jokowi, Senin, (26/7/2021).
Dukungan Himbara pada KUR terutama di sektor pertanian.
Baca juga: Kinerja Penyaluran Kredit Perbankan Cuma Tumbuh 0,4 Persen di Juni 2021
Pihaknya juga kata Erick sudah menyiapkan 8 klaster KUR yakni Klaster Padi, Jagung, Sawit, Tebu, Jeruk, Tanaman Hias, Kopi, dan Porang.
"Sehingga nanti bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Menteri Pertanian atau Perdagangan," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi KUR pada semester pertama 2021, meningkat.
"Secara keseluruhan bahwa realisasi KUR bulan Januari sampai dengan 25 Juni secara keseluruhan meningkat sebesar Rp 143,14 T atau 56,58 persen dari target tahun 2021 yaitu 253 T," katanya.
Baca juga: Pemerintah Dinilai Harus Konsisten Dorong Kenaikan Rasio Kredit UKM
Pada bulan Januari 2021 KUR yang disalurkan sejumlah Rp17 triliun, Februari mencapai Rp22,07 triliun, kemudian di Maret 2021 sebesar Rp25,47 triliun, April sebesar Rp23,42 triliun, Mei Rp16,4 triliun dan Juni Rp26,5 triliun.
"Penyaluran KUR sudah sesuai dengan periode mendekati periode normal sebelum pra-covid di mana pra-covid itu sekitar Rp20an triliun dan ini sudah menyalurkan kira-kira Rp21,84 triliun," pungkasnya.