Ditopang Pertumbuhan Kredit, BRI Bukukan Laba Rp 12,54 Triliun hingga Juni 2021
Sunarso mengungkapkan, faktor utama pendorong kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit yang tumbuh positif dan diatas rata rata industri perbankan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Rakyat Indonesia atau BRI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 12,54 triliun di semester I 2021.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, angka tersebut tumbuh double digit sebesar 22,93 persen.
Sebagai informasi, pada semester I 2020 BRI berhasil mencetak laba Rp 10,2 triliun.
Baca juga: Ekonomi Sudah Tumbuh Positif, tapi Sri Mulyani Bilang Masih Ada Tantangan Lagi
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, faktor utama pendorong kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit yang tumbuh positif dan diatas rata rata industri perbankan nasional.
Khususnya dengan meningkatnya kredit segmen mikro.
“Kredit mikro BRI tumbuh 17 persen. Dengan pertumbuhan itu, BRI mampu mencetak laba Rp 12,54 triliun selama 6 bulan (Januari-Juni 2021),” jelas sunarso dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Menaker Ida: Vaksinasi untuk Pekerja Jadi Bagian Strategis Pulihkan Dunia Industri
“Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian sebesar Rp929,40 triliun, tumbuh positif dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI pada akhir kuartal II 2020 sebesar Rp922,97 triliun,”sambungnya.
Dirinya melanjutkan, perseroan juga mampu menjaga rasio kredit bermasalah (Non performing Loan/NPL) dengan baik.
Tercatat NPL BRI pada akhir kuartal II tahun 2021 sebesar 3,30 persen dengan NPL Coverage mencapai 254,84 persen.
Keberhasilan BRI menjaga NPL ini tak lepas dari kian landainya tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.
Dimana hingga akhir Juni 2021 tercatat outstanding kredit restrukturisasi akibat Covid-19 sebesar Rp 175,16 triliun atau turun sebesar Rp 56,3 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi.
Dari sisi liabilities, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 2,23 persen yoy (year on year), atau tercatat sebesar Rp 1.096,45 triliun pada akhir Juni 2021.
Dana murah (CASA) masih mendominasi struktur pendanaan BRI, dimana tercatat sebesar 59,56 persen atau tumbuh signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 55,81 persen.
“Keberhasilan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA membuat biaya dana (COF/Cost of Fund) menjadi turun, dari semula 3,54 persen pada akhir kuartal II 2020 menjadi 2,18 persen pada akhir kuartal II 2021,” papar Sunarso.
BRI optimis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable di masa mendatang dengan tetap berhati-hati dalam mengelola dampak pandemi, salah satunya dengan disiplin membentuk pencadangan yang memadai.
“Dengan fundamental kinerja yang kuat serta diiringi kondisi ekonomi yang kian membaik, BRI meyakini saat ini kita sudah menapaki awal kebangkitan ekonomi nasional,” pungkas Sunarso.