Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan dari Tangan Chevron

Sebelumnya, Blok Rokan dikelola perusahaan asal Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak 1971 atau sekitar 50 tahun. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan dari Tangan Chevron
Istimewa
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memantau langsung penanganan insiden kebakaran di area tangki penyimpanan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi mengelola wilayah kerja (WK) Rokan atau Blok Rokan, Riau, sejak Senin (9/8/2021) pukul 00.01 WIB. 

Sebelumnya, Blok Rokan dikelola perusahaan asal Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak 1971 atau sekitar 50 tahun. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pengelolaan WK Rokan oleh Pertamina menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, merupakan kebanggaan bagi perseroan dan bangsa Indonesia, serta wujud dukungan dari segenap bangsa Indonesia sehingga alih kelola berjalan dengan baik.

Baca juga: Survei LSI: Ada Semacam Sikap Negatif Cukup Tinggi Terhadap Investasi Asing Dalam Pengelolaan SDA




Untuk memastikan kelancaran proses alih kelola, kata Nicke, Pertamina melalui PHR juga telah membentuk tim transisi yang bertugas memastikan kelancaran  operasi, terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial , komersial, asset supply chain management serta IT. 

“Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, tidak hanya proses kehandalan tapi aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) tetap menjadi perhatian kita semua,” kata Nicke, Minggu (8/8/2021) malam

Kepada seluruh manajemen dan pekerja PHR, Nicke berpesan agar terus fokus menjalankan amanah dari pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat dan bangsa melalui pengelolaan Blok Rokan agar dapat mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia.

"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai  produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 miliar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030," tutur Nicke. 

Baca juga: Masyarakat Indonesia Pandang Negatif Investasi dan Perusahaan Asing, Ini Tanggapan KLHK

BERITA TERKAIT

Menurutnya, hingga akhir tahun ini, PHR merencanakan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. 

"Untuk 2022, PHR merencanakan pengeboran  kurang lebih sebanyak 500  sumur baru," paparnya. 

Kegiatan pengeboran tersebut akan didukung dengan penyiapan tambahan 10 rig pemboran, sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Work Over & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto berharap, produksi Blok Rokan dapat mencapai 165 ribu barel per hari pada akhir 2021, dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun ini.

"Dalam rangka mendukung capaian 1 juta BOPD pada tahun 2030, maka sejak dua tahun lalu kami bekerja keras, mengusahakan agar alih kelola berjalan lancar dan tingkat produksi minyak pada akhir masa kontrak PT CPI dapat dipertahankan," paparnya. 

"Ini merupakan hal penting bagi bangsa dan negara mengingat Blok Rokan saat ini masih mendukung 24 persen produksi nasional dan diharapkan tetap menjadi wilayah kerja andalan Indonesia,” sambung Dwi. 

Baca juga: Anggota DPR Apresiasi Keberhasilan Pertamina Masuk Fortune Global 500

Satu di antara usaha SKK Migas untuk mengawal alih kelola WK Rokan adalah menginisiasi Head of Agreement (HoA) yang menjamin investasi PT CPI pada akhir masa kontrak. 

Hasilnya, sejak HoA ditandatangani pada 29 September 2020 hingga 8 Agustus 2021, telah dilakukan pemboran 103 sumur pengembangan. 

Selain pemboran, SKK Migas juga mengawal 8 isu lain yang menjadi kunci sukses alih kelola, yaitu migrasi data dan operasional, pengadaan chemical EOR, manajemen kontrak-kontrak pendukung kegiatan operasi, pengadaan listrik, tenaga kerja, pengalihan teknologi informasi, perizinan dan prosedur operasi serta pengelolaan lingkungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas