Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan, Ini Sejumlah Catatan dari ReforMiner
pencapaian target lifting minyak nasional akan tertuju ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Blok Rokan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menyatakan pencapaian target lifting minyak nasional akan tertuju ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Blok Rokan.
Blok Rokan adalah salah satu wilayah kerja minyak bumi tertua dan terbesar di Indonesia yang berada di Provinsi Riau. Menurut Komaidi, PHR perlu memahami Blok Rokan merupakan tulang punggung produksi minyak nasional.
Baca juga: Wilayah Kerja Rokan Resmi Dikelola Pertamina Hulu Rokan
Blok Rokan yang memiliki luas 6.453 kilometer persegit ini tercatat menghasilkan sekitar 165.000 barel minyak per hari atau sekitar 24 persen produksi minyak nasional
"Karena itu, dalam konteks pencapaian target lifting minyak nasional, perhatian banyak pihak dalam beberapa tahun ke depan kemungkinan akan lebih banyak tertuju pada kinerja PHR," ujar Komaidi dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Baca juga: Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan dari Tangan Chevron
Pengelolaan Lapangan minyak gas (migas) terbesar di Indonesia, Blok Rokan, mulai beralih ke BUMN Pertamina dari perusahaan minyak AS Chevron, per hari ini Senin (9/8).
Komaidi mencatat proses transisi yang memerlukan durasi waktu tertentu, pada dasarnya masih relatif wajar. Lantaran, detail-detail yang harus dilakukan dalam proses transisi Blok Rokan.
"Tak hanya soal pengalihan aset, tetapi juga mengalihkan beberapa hal yang di dalam pelaksanaannya tidak lebih sederhana dari sekedar proses memindahtangankan aset," tuturnya.
Proses transisi yang dilakukan, ucap Komaidi, meliputi perpindahan SDM dari KKKS sebelumnya, perpindahan data, transfer knowledge, dan perpindahan lainnya.
"Proses transisi relatif dapat dikatakan tepat waktu. Dari informasi yang ada, sampai awal Juli 2021 untuk proses mirroring kontrak telah selesai dilaksanakan. Informasi yang ada menyebutkan dari seluruh kontrak eksisting yang berjumlah 291 kontrak, seluruhnya atau telah 100 persen dilakukan mirroring," imbuh Komaidi.
Lalu, Komaidi mencatat, proses transisi SDM yang merupakan salah satu bagian kritikal juga terpantau berjalan dengan lancar.
Sampai awal Juli 2021 tercatat sudah sekitar 98,7 persen pegawai yang diinformasikan telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi termasuk di dalamnya perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan
Kemudian, pada awal Juli 2021 proses transfer teknologi disampaikan sedang berada pada tahap penyesuaian sistem IT.
Beberapa hal terkait teknologi yang sedang dilakukan proses transisi diantaranya adalah mengenai transfer knowledge penggunaan aplikasi-aplikasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasi produksi dan penunjangnya.