Jumlah Investor Ritel Meningkat 125 Persen, BI Sebut Masih Kurang Banyak
Peluang menggenjot jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia masih sangat besar.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKP3K) menyatakan, peluang menggenjot jumlah investor domestik di Indonesia masih sangat besar.
Forum yang terdiri dari unsur Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Ototitas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini bersama-sama mendorong perluasan basis investor ritel, khususnya dari generasi milenial.
“Di tahun 2019 baru ada 2,5 juta investor ritel, tapi di Juni 2021 angkanya meningkat hingga 125 persen menjadi 5,6 juta investor ritel," ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam acara webinar "Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT #3)", Jumat (13/08/2021).
Destry menyebutkan, jumlah tersebut masih kurang banyak meski sudah mengalami peningkatan cukup pesat lebih dari 100 persen.
Baca juga: Minimalisir Ekses Gejolak Pasar, Investor Dianjurkan Inves di Reksa Dana Pasar Uang
"Apakah angka itu besar? Iya, kalau kita lihat dari perkembangan dari 2019 hingga 2021. Tapi apakah ini besar untuk Indonesia? Kurang besar,” katanya.
Baca juga: Generasi Muda Didorong Berinvestasi di Pasar Modal
Sebab, jika dilihat dari peta demografi Indonesia, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia atau kisaran 15 hingga 64 tahun ada 191 juta jiwa.
"Jadi, kalau baru 5,6 juta penduduk Indonesia yang masuk sebagai investor ritel itu artinya baru 3 persen dari penduduk usia produktif yang memanfaatkan peluang investasi di Indonesia," pungkas Destry.