Astra Agro Gandeng Kimia Farma Vaksinasi Pekerja Perkebunan
36.000 pekerja perkebunan Grup Astra Agro beserta keluarganya mengikuti program vaksinas Gotong Royong yang ditargetkan selesai akhir Agustus 2021.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra International, PT Astra Agro Lestari Tbk. bekerja sama dengan PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), cucu usaha PT Kimia Farma Tbk. memvaksinasi pekerja dan keluarganya.
Total target vaksinasi mencapai 36.000 peserta. Lokasi perkebunan Emiten berkode saham AALI itu berada di delapan Provinsi yaitu Aceh, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.
Sekitar 36.000 pekerja perkebunan Grup Astra Agro beserta keluarganya mengikuti program vaksinasi.
Program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Astra Agro sudah berjalan sejak pertengahan Juli dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2021.
Baca juga: Menkes Hapus Aturan Vaksinasi Gotong Royong Berbayar untuk Individu
Chief of Human Capital Officer PT Astra Agro Lestari Tbk, Eko P Wibisono menyampaikan bahwa herd immunity sangat penting bagi pengendalian dan penanganan pandemi Covid-19. “Sejalan dengan kebijakan pemerintah dan kepedulian kami terhadap isu kesehatan, Grup Astra Agro melakukan vaksinasi terhadap pekerja beserta keluarganya,” kata Eko dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Sabtu(14/8/2021).
Eko menjelaskan, sebagai perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit, anak usaha Grup Astra Agro beroperasi di Aceh hingga Sulawesi. Tidak sedikit lokasi yang harus ditempuh dalam waktu berjam-jam menggunakan transportasi udara, darat maupun air.
Selain menerapkan protokol kesehatan secara ketat, upaya serius untuk melindungi karyawan beserta keluarganya juga dilakukan perusahaan dengan menggelar program vaksinasi.
Baca juga: Akademisi dan DPR Minta Pemerintah Lindungi Industri Sawit dari Kampanye Hitam NGO
Sementara itu Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo menyatakan pihaknya memberikan pelayanan vaksinasi secara profesional terhadap para pekerja dan perkebunan Astra Agro Lestari dan keluarga mereka untuk mempercepat pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) di sektor perkebunan.
“Kami senang dapat memberikan vaksinasi kepada para pekerja perkebunan Astra Agro Lestari yang sebagian besar berada di remote area agar terhindar dari ancaman Covid-19. Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, Kimia Farma siap mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat herd immunity dalam hal ini di sektor perkebunan kelapa sawit,” ujarnya. Kimia Farma Diagnostika telah memberikan pelayanan VGR sejak 18 Mei 2021 saat penyuntikan perdana (kick off) yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Kawasan Industri Jababeka, Jawa Barat.
KFD telah memberikan pelayanan VGR kepada karyawan/karyawati sektor manufaktur, perbankan, media, ride hailing, migas, pertambangan, dan sekarang masuk ke sektor perkebunan kelapa sawit yang sebagian besar berada di wilayah terpencil (remote area).
Baca juga: RI Tekankan Uni Eropa untuk Komitmen Bangun Dialog Berimbang Soal Isu Minyak Sawit
Plt. Direktur KFD Agus Chandra menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjalankan penugasan vaksinasi di setiap pelosok Indonesia. Dia juga berharap vaksinasi ini dapat meningkatkan imunitas pekerja perkebunan sehingga produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebagai komoditas unggulan ekspor Indonesia tetap terjaga.
“Kimia Farma berdedikasi dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi melalui vaksinasi. Setelah melayani di Papua Barat, kini kami memberikan layanan vaksinasi di Serambi Makkah, Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tentu banyak tantangan terutama dalam pengiriman vaksin ke lokasi remote area seperti di kawasan perkebunan di pedalaman. Kualitas vaksin harus terjaga, vaksinator profesional dan seluruh proses vaksinasi berjalan sesuai prosedur,” ucapnya.
Agus menyambut baik langkah AALI yang memprioritaskan vaksinasi para pekerja perkebunan dan keluarga mereka.
Kimia Farma dan Astra Agro Lestari memiliki persamaan pandangan bahwa percepatan perekonomian nasional melalui sektor perkebunan kelapa sawit harus dilindungi.
Sektor ini sangat strategis, karena menyerap banyak tenaga kerja dan penghasil devisa negara.
Baca juga: Niat Pinjam Uang Malah Dihina, Pria di Sintang Nekat Bunuh Kakek, Nenek dan Cucu di Kebun Sawit
Selain itu, industri kelapa sawit juga berkontribusi besar dalam transisi energi fosil menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan melalui bauran 30% biodiesel (B30).
Produk turunan dari minyak sawit juga menjadi bahan pembuatan hand sanitizer.
“Keberlangsungan produksi kelapa sawit perlu dijaga. Vaksinasi para pekerja perkebunan menjadi salah satu cara untuk menjaminnya. Ini merupakan sinergi BUMN Farmasi dan industri perkebunan kelapa sawit nasional untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional,” tuturnya. (Willy Widianto)