Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Meski Pandemi, Sreeya Indonesia Tetap Catat Pertumbuhan Positif

Direktur Utama PT Sreeya Sewu Indonesia Tommy Wattimena Widjaja mengemukakan perseroan menutup tahun 2020 dengan tingkat profitabilitas yang positif. 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Meski Pandemi, Sreeya Indonesia Tetap Catat Pertumbuhan Positif
Ist
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Sreeya Sewu Indonesia di Jakarta, Senin (16/8/2021) dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Tommy Wattimena Widjaja (direktur utama), Sri Sumiyarsi (direktur), Dicky Saelan (Managing Director Foods), Antonius Noviadi (direktur). 

Namun dia optimistik kinerja PT Sreeya masih akan positif seperti tahun 2020.

"Saya confidence akan growing double digit sampai akhir tahun. Ada faktor eksternal yang jadi tantangan, misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak. Tapi, di dalam perusahaan kami sangat solid dan kuat. Jadi bisa double growing dan bisa continue pertumbuhannya," tutur Tommy.

Dia menyebut sejak Covid 19 masuk Indonesia pada Maret 2020, terjadi penurunan aktivitas ekonomi secara nasional, termasuk yang dialami Sreeya. Hal itu akibat penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah.

Kebijakan itu menyebabkan kelebihan pasokan ayam yang dialami Sreeya pada tahun 2020 karena daya beli masyarakat menurun.

Kelebihan pasokan ayam menyebabkan pelemahan harga ayam broiler dan ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC).

Di sisi lain, ada berbagai risiko usaha yang perlu diatasi Sreeya sepanjang 2020. Diantaranya fluktuasi harga bahan baku SBM (Soya bean Meal) atau bungkil kacang kedelai yang tinggi.

Kemudian pelemahan harga DOC dan live bird serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

BERITA REKOMENDASI

Risiko lainnya adalah instruksi program pemusnahan (culling program) melalui Kementerian Pertanian yang bertujuan menstabilkan harga ayam.

Hal itu mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku dan berimbas pada kenaikan beban biaya produksi perusahaan.

“Perseroan berhasil membuat transformasi bisnis dalam situasi sulit tersebut. Itu dilakukan melalui penerapan Halal Blockchain di Rumah Potong Ayam berupa transformasi digital atas transparansi data dan ketelusuran halal. Kemudian meluncurkan inovasi pakan ternak dengan ekstrak alami buah nanas (Bromelain) yang mampu meningkatkan berat badan ayam dan menurunkan tingkat kematian,” jelas Tommy.

Di tempat yang sama, Managing Director Foods PT Sreeya Sewu Indonesia Dicky Saelan menjelaskan  strategi yang dijalankan perusahaan tahun 2021.

Menurutnya, perusahaan menjalankan strategi performance to solution yakni peningkatan kualitas produk pakan ternak, keunggulan pelayanan yang cepat tanggap, serta menyediakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Perseroan juga meningkatkan kapasitas pembibitan (breeding) untuk menunjang utilisasi produksi pakan ternak.

Kemudian memperluasan penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah mengontrol manajemen budidaya ayam dalam meningkatkan produktivitasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas