Eka Sari Lorena Masuk dalam Bisnis Pengangkutan Limbah Medis
Untuk tahap awal, perseroan telah menyiapkan tiga unit truk dan akan ditambah seiring dengan kebutuhan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengantisipasi pandemic Covid 19 yang berkepanjangan dan efek domino dari sisi ekonomi dari pandemic tersebut, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk atau LRNA berinisiatif memasuki bisnis baru pengangkutan limbah medis.
Untuk inilah, mereka menjalin kerja sama dengan PT Garindo Persada Trans dalam bidang usaha ini.
"Pandemi Covid 19 dan pengetatan implementasi peraturan perihal pembuangan limbah medis membuat industri ini sangat berpotensi kedepannya," kata Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, Dwi Rianta Soerbakti dalam paparan publik secara daring, Jumat (27/8/2021).
Untuk tahap awal, perseroan telah menyiapkan tiga unit truk dan akan ditambah seiring dengan kebutuhan kedepannya.
"Memang belum bisa diperoleh potensi pendapatan yang diperoleh karena memang baru 3 unit truk, tapi secara umum profit marginnya bisa mencapai 20-25 persen lebih tinggi dibandingkan angkutan transportasi yang keuntungannya antara 8-10 persen.
Baca juga: KLHK Sanksi PT TPL Terkait Pencemaran Limbah Industri di Danau Toba
Dwi juga mengatakan, perseroan yang tergabung dalam konsorsium dengan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi TransPakuan milik Pemerintah Kota Bogor baru saja memenangkan tender Buy The Service di kota Bogor yang diadakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kemenhub Republik Indonesia.
"Proyek Buy The Service” yang akan berjalan selama 7 (tujuh) tahun ke depan ini, mengadopsi dari pola operasi TransJakarta," katanya.
Konsorsium sebagai operator akan mengoperasikan 75 (tujuh puluh lima) bis medium dan akan dibayar berdasarkan Rupiah/KM.
"Proyek ini juga merupakan Langkah “Revolusioner” dalam penataan angkutan umum di kota Bogor, dimana proyek “Buy The Service” tersebut akan mereduksi angkutan kota (angkot) yang beroperasi di koridor-koridor dari “Buy The Service” tersebut," katanya.
Kondisi Keuangan
Bagi LRNA, dampak Covid-19 memang masih terasa di kuartal I-2021 atau Maret 2021 setelah Lorena mencatatkan pendapatan sebesar Rp 17,08 miliar, dari periode Maret 2020 sebesar Rp 20,97 miliar.
LRNA membukukan rugi bersih Rp 7,12 miliar di kuartal I-2021, mampu dipangkas dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 11,46 miliar.
Aset tercatat sebesar Rp 262,69 miliar dari Desember 2020 sebesar Rp 270,51 miliar.
Kewajiban perusahaan sebesar Rp 51,66 miliar dan ekuitas Rp 211,04 miliar, sehingga rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity rasio/DER) masih rendah 0,24 kali.